Penjara


Awalnya bagiku seperti sebuah lelucon
mungkin memang lucu
ah, ingin aku tertawa terbahak-bahak sampai lepas
tapi, sesak rasanya

Tak aku miliki kebebasan seperti yang selama ini aku banggakan
kebebasan yang membuatku bisa menjadi yang kuinginkan, bukan yang orang lain inginkan
begitu berharganya kebebasan ini
tapi sayang, tak kumiliki lagi untuk saat ini

Batang-batang jeruji telah memisahkanku dengan duniaku sendiri
aku diambil paksa keluar dari dalam diriku
aku terkurung di dalam dunia yang sangat menakutkan
tidak menghargai kebebasan, tidak mengakui kebebasan individu
ah, mungkin memang kebebasan itu tidak ada wujudnya
semua hanya utopia

Kususuri jalan setapak dalam kegelapan ini
tidak ada yang aku cari, juga tidak ada yang aku temukan
semuanya gelap tanpa arah dan tujuan
seolah-olah kehidupanku memang berakhir untuk saat ini saja
tidak ada hari esok, tidak ada nanti

Aku terpenjara di dalam dunia yang tidak pernah aku kenal
aku diikat dengan keputusasaan dan depresi
tidak ada yang bisa kulakukan
bahkan mulut pun tidak sanggup lagi berdoa

Penjara telah merenggut harapanku
penjara telah memenjarakan semua harapan dan cita-citaku
aku benar-benar hidup untuk hari ini saja
aku tidak tahu apa yang akan terjadi besok, batinku pun tidak sanggup lagi berbicara

Tapi, benarkah penjara ini telah memenjarkan diriku dan mimpiku?
Benarkah tidak ada lagi harapan di petak sempit ini?

Aku bukan Tan Malaka
Bukan juga Bung Karno
Apalagi Pram

Aku hanya anak muda yang tidak punya mimpi banyak
Dunia dan kenyataan telah memaksaku untuk tidak memiliki banyak mimpi
Tidak ada guna katanya

Dunia mengajarkanku untuk menjalani dan menerima apa yang ada di depanku saja
Walaupun kadang-kadang bertentangan dengan batinku, aku harus menerimanya begitu saja
Kata orang, begitulah seharusnya caraku menjalani kehidupan ini
Supaya tidak menjadi kuper, tidak gaul, dan ditinggalkan banyak orang
Dunia tidak bersahabat dengan orang-orang yang suka menentang

Kini aku telah terasing di dalam penjara yang bukan diriku
Aku terpenjara di dalam keterpurukan dan ketiadaan harapan
Adakah yang lebih sakit dari ini?
Terpenjara dari kebebasan. Tidak lagi bebas seperti dulu.

Aku mengamati orang disekitarku
Aku bertanya apa yang mereka pikirkan?
Tidak jarang aku juga bertanya mengapa mereka dipenjara?
Apakah sengaja dipenjara atau memenjarakan diri sendiri?

Dari raut wajah mereka aku pun melihat sinar yang sama
Yaitu sinar yang redup, sinar yang seolah-olah menyiratkan bahwa tidak ada lagi harapan tentang kebebasan. Tidak ada lagi harapan untuk sebuah awal yang baik. Tidak ada. Titik.

Nampak wajah-wajah putus asa
Wajah-wajah yang ditinggalkan oleh orang-orang terkasih
Wajah-wajah yang tidak punya pilihan lain di dalam hidup mereka
Wajah-wajah yang tidak berdaya dengan beratnya kenyataan di luar sana
Wajah-wajah yang kalah dengan kekuasaan
Bahkan, ada juga wajah yang tidak memiliki rona. Semuanya gelap. Sinar setitik pun tidak ada.
Tidak tahu dosa apa yang telah mereka lakukan.

Iya, hanya orang-orang yang tidak berdaya yang aku temukan di sini
Sama seperti aku dan diriku yang telah terpenjara dari kebebasanku

Tidak aku memikirkan nama baik, karena aku tidak peduli dengan kata mereka
Untuk orang-orang seperti kami yang begitu kecil, nama baik tidak menjadi penting
Kami hanya butuh kebebasan untuk diri kami, untuk mimpi-mimpi kami
Bukan nama baik, bukan juga cap residivis
Bukan, bukan itu.

Aku duduk di pojok petak sempit itu
Aku menundukkan kepala seolah berdoa walau tidak tahu lagi apa yang harus didoakan
Mungkin hanya sejumput harapan yang kini telah bersemai

Ternyata sinar itu tidak menyerah untuk memberikan terang
Sinar yang telah menyemai harapan di dalam batinku
Harapan tentang kebebasan, harapan tentang awal yang baik

Tapi kini, aku harus menjalani hidup di petak kecil yang penuh sesak ini
Dengan ketidakpastian dan keganjilan

Asalkan sinar itu turut menyemai harapan yang kini mulai tumbuh
Takkan aku takut, takkan aku mneyerah
Mungkin Tan Malaka, Bung Karno, Pram sedang berada di sini
Berada di dalam petak yang sama yang memberikan semangat bagi jiwaku

Jiwa yang tidak akan pernah berhenti
Jiwa yang tetap bebas bergerak
Ketika tepenjara dalan hidup yang nampaknya serba susah

Biarlah aku jalani dulu
Masih aku terduduk membisu dalam petak kecil dan penuh sesak
Bersama dengan mereka yang juga terpenjara
Ah, mengapa mata mereka tidak berhenti menatapku?

Semoga terbiasa...

13 April 2012
19.39 Wib
M & M

#di tengah bayang-bayang penjara
#kepada mereka yang saat ini sedang berada di petak sempit penuh sesak itu. Tidak akan aku menghakimi hidupmu. Mungkin beginilah hidup mengajari kita untuk hidup. Semoga menjadi awal yang baik. Belum terlambat. Walaupun menyesakkan. Semoga mengerti.

Komentar

Postingan Populer