Surat Kepada (Calon) Ibu Mertuaku



Halo Madam,
Bagaimana kabarmu?
Eh, sebenarnya saya hanya sedang sok akrab saja sih. Kita kan belum bertemu. Belum saling kenal juga.
Tidak apa-apalah ya. J

Saat ini mungkin Madam lagi menyiram bunga-bunga yang sedang mekar di halaman ya? Atau sedang merapikan lemari baju anak laki-lakimu? Atau sedang memasak makanan kesukaan satu keluarga? Atau mungkin sedang gusar karena anak laki-lakimu sedang berada di tempat yang jauh? Aduhh.. memang repot ya dan bikin jantung deg-degan.

Saya saja khawatir, apalagi Madam ya? J

Belakangan ini saya sering memikirkanmu loh, Madam! Lucu ya, walaupun kita belum bertemu, saya suka bermimpi atau lebih tepatnya mengkhayal tentangmu. Bagaimana bisa? Iya saya saja masih belum menemukan jawaban yang pas tentang fenomena yang terjadi di dalam diri saya ini.

Kalau setelah membaca paragraf basa-basi di atas, Madam memutuskan untuk membuang surat ini atau bahkan merobeknya, please jangan lakukan dulu. Siapa tahu ada berita bagus yang sangat sayang untuk Madam lewatkan setelah ini. J

Saya dulu kuliah jurusan Komunikasi, tapi saya tidak terlalu pintar mempromosikan diri, tapi mudah-mudahan melalui surat ini, Madam bisa merasakan niat saya yang paling tulus untuk berkenalan dengan Madam dan tentunya menyayangi Madam sebagai perempuan yang telah melahirkan calon pendamping hidup saya yang sampai sekarang rimbanya belum jelas entah berada dimana.

Hahaha… saya tahu Madam sedang mengkernyitkan dahi sambil mengelap peluh setelah memasak makanan untuk 5 orang ya? J

Kalau boleh tahu, dia si anak laki-lakimu itu ada di mana ya saat ini? Kok saya cari dan tunggu tidak kunjung kelihatan batang hidungnya. J Dengar-dengar dia suka berpetualang juga ya? Wah.. mudah-mudahan dia tidak lupa sama saya ya!

Semoga dia tidak lupa kalau ada saya yang sedang menunggunya dengan ikhlas dan hati yang penuh ketulusan. Akhh.. saya juga tidak tahu batasan untuk ikhlas dan tulus ini.

Tapi saya suka dengar lagu penyanyi laki-laki terkenal di negeri saya, namanya memang Tulus. Nanti saya akan membawa musik Tulus itu pas lagi berkunjung ke rumah Madam.

Nanti ketika membalas surat ini tolong sertakan alamat rumah Madam yaaa…. Tenang, saya tidak akan mengirim surat kaleng macam begini lagi. Nanti surat cinta saja.

Oh iya Madam, sekian dulu ya surat pertama saya ini. Sengaja saya buat singkat supaya Madam tidak bosan atau buru-buru membuangnya ke tempat sampah. Biasa kan begitu ya? Bermanis-manis dahulu, berpahit-pahit kemudian. Mudah-mudahan saya bisa lebih sering manis daripada pahitnya.


Oh iya, ada titipan salam dari perempuan yang melahirkan saya. Beliau berpesan mudah-mudahan nanti bisa bertemu dalam keadaan yang sudah lebih baik. Perempuan yang mengandung saya selama kurang lebih 9 bulan ini masih suka gusar juga kalau mendengar pemikiran-pemikiran saya. 

Sampai-sampai saya sudah merelakan adik perempuan saya satu-satunya untuk menjadi anak perempuan yang paling dianggap. Hahahah…. Saat ini perempuan itu sedang tidur. Mudah-mudahan mimpinya indah dan bertemu dengan Madam ya?! J

Nanti akan saya kirimkan surat cinta yang lebih baik dari yang ini. Tolong sertakan alamat rumah Madam yang lebih lengkap, soalnya saya masih cari-cari alamat rumah Madam di buku telepon yang ada di dalam gudang penuh debu ini.

Tolong sampaikan salam saya kepada anak laki-lakimu itu ya!
Walaupun wajahnya masih samar-samar. Penuh debu juga sih sepertinya. :D
Saya tunggu balasan darimu ya, Madam! :)


12.9.2017
Monik

Komentar

Postingan Populer