Bung Karno dan Menjadi Introvert


Kalau mendengar kata Introvert, yang terlintas dalam pikiran adalah orang yang tidak nyaman berada di tengah-tengah keramaian. Orang-orang Introvert dikenal sebagai orang yang socially awkward. Ketidaknyamanan berada di lingkungan sosial membuat mereka jarang ditemukan di tempat-tempat ramai. Iya kan?

Kalaupun kita menemukan mereka di tempat ramai, mereka biasanya duduk menyendiri di pojok ruangan, mendengarkan musik lewat earphone, atau membaca buku sendirian. Sedangkan kalau mereka memang sedang 'terpaksa' berada di tengah-tengah orang banyak, mereka lebih sering menjadi pendengar. Sesekali berkomentar kalau diminta saja, atau bahkan kalau dipaksa. :)

Siang itu saya sedang membawa beberapa kenalan untuk berkeliling di sekitar Kota Ende, Flores, NTT. Ende terkenal sebagai tempat bersejarah karena Bung Karno dulu mengalami masa pembuangan di kota mungil ini.

Patung Bung Karno yang sedang merenung
Sampailah kami ke Taman Renungan Bung Karno. Taman ini diberi nama seperti itu karena katanya Bung Karno mendapatkan inspirasi mengenai butir-butir Pancasila yang menjadi dasar negara kita ini justru saat merenung di bawah pohon sukun sambil memandang sunset di Pantai Ria, tidak jauh dari Taman Renungan itu.

Terus, apa hubungannya Taman Renungan Bung Karno ini dengan Introvert ya?

Nah, ketika saya berkeliling di dalam taman ini, tiba-tiba saya ingat bahwa momen-momen menyendiri seperti yang dilakukan oleh Bung Karno ini lah yang menjadi hobi saya belakangan ini. Oleh karena itu, sejak beberapa bulan lalu saya memang sudah menyadari bahwa saya punya bakat menjadi seorang Introvert.

Semakin ke sini atau lebih tepatnya semakin bertambah usia atau supaya jelas semakin bertambah tua, saya semakin menyukai kesendirian dan sepi. Sebagaimana orang Introvert yang lebih menyukai kegiatan yang hanya melibatkan diri sendiri saja, akhir-akhir ini saya juga sering melakukannya. Saya merasa energi maupun kondisi psikis saya dicas kalau sedang sendirian. Membaca buku, mendengarkan musik, atau sedang tidak berbuat apa-apa. Hahaha....

Saya semakin yakin dengan bakat Introvert saya ketika saya mendengarkan salah satu topik di TED Talk yang berjudul "The Power of Introvert". Intinya, dalam lingkungan pekerjaan, sosial, bahkan pendidikan masih banyak yang tidak ramah kepada orang Introvert. Misalnya ketika guru lebih menyukai anak-anak yang asertif, atau bos lebih menyukai karyawan yang kelihatan jago bicara dan public speaking. Benar juga ya? 

Terus bagaimana keseharian saya yang bertemu dengan anak-anak yang lebih banyak aktifitas bersama-sama dalam memenuhi kebutuhan saya untuk sendirian? 

Untungnya sekolah hanya beberapa jam saja ya! Biasanya kalau sudah kelamaan bersama anak-anak atau beraktifitas bersama, setelahnya saya akan di kamar saja. Tidak kemana-mana lagi. Sekalian cas baterai lagi. :))

Yang saya pikirkan belakangan ini adalah apakah saya memilih menjadi Introvert karena kebutuhan atau faktor usia? Apakah semakin tua akan semakin Introvert? Rasa-rasanya tidak ya! 

Bulan Desember tahun lalu saat di Labuan Bajo sendirian dan kamar berada di lantai 2, tiba-tiba rasa syukur saya semakin bertambah karena tidak diganggu oleh kamar tetangga ataupun ketukan orang-orang yang ingin menanyakan kabar atau mau mengajak makan bersama. Hahhaa.... 

Dengan kondisi pekerjaan sekarang yang sering berpindah-pindah tempat, sebenarnya di satu sisi agak menguntungkan saya karena merasa tidak perlu punya banyak teman dekat. Saya juga sudah berteman dengan kepala sekolah, guru, dan anak-anak di sekolah kan? Cukup itu! Hahah...

Orang Introvert biasanya merasa nyaman hanya di antara orang-orang yang sudah mereka percayai saja. Mereka juga jarang menawarkan solusi yang cepat karena berpikir terlalu dalam dan menghayati. Percakapan maupun diskusi mendalam biasanya terjadi di dalam angan-angan saja. Heheh...

Sendirian adalah 'surga' bagi orang Introvert
Cerita ini sekalian menjadi pengingat bagi kita bahwa di lingkungan pekerjaan maupun pertemanan kita saat ini, tidak semua orang se-asertif kita. Ada saja yang lebih suka diam atau menyendiri. Mereka yang ingin sendirian saja bukan berarti tidak menganggap kalian bagian dari lingkaran mereka. Mereka juga ingin kalian undang ke acara ulang tahun atau nikahan atau peresmian sekolah misalnya, tapi harus siap dengan kenyataan mungkin saja mereka tidak akan datang. :))

Kita pun harus memberikan ruang kepada orang-orang Introvert untuk menjadi diri mereka sendiri. Dunia ini memerlukan orang-orang Introvert loh! 

Mahatma Gandhi kurang Introvert apa coba?  Dr. Seuss mengaku takut menemui pembaca buku ceritanya karena khawatir mereka akan membayangkan Dr. Seuss seperti Santa Claus yang lucu. J.K. Rowling juga mengaku sebagai seorang Introvert. 

Bisa dibayangkan kalau J.K Rowling lebih hobi  bicara? Mungkin buku Harry Potter tidak akan ada. Ide pertama Harry Potter justru muncul saat ia sedang bepergian sendiri dalam sebuah kereta yang delay dari Manchester ke London. Hihihi... Menjadi penulis atau pemikir biasanya yang dilakoni oleh orang Introvert.

Jadi, kalau nanti di tengah acara atau setelah acara saya tidak kelihatan, mungkin saja saya memang sudah perlu dicas lagi dengan menyendiri. :))


Atambua, 20.9.2018
Monik

Komentar

Postingan Populer