Unapologetic



Sudah sebulan belakangan ini, kata ini terngiang-ngiang di dalam benak saya. Unapologetic bisa diartikan sebagai "Unwilling to make or express an apology", atau kalau saya artikan ke dalam Bahasa Indonesia kira-kira artinya begini "Tidak mau minta maaf atau menyalahkan diri sendiri karena mengikuti kata hati dan prinsip pribadi."

Walaupun kadang-kadang suka lupa, saya sudah mulai mempraktikkan unapologetic ini di dalam keseharian saya, baik dalam lingkungan relasi dengan manusia dalam pekerjaan dan pertemanan. Saya tidak akan merasa bersalah untuk menolak ajakan nongkrong karena ingin leyeh-leyeh di kasur sambil membaca buku atau tidak ngapa-ngapain. Akan tetapi, tentu saya tidak melakukan ini setiap kali diajak bertemu atau mengobrol. :))

Saya juga tidak akan meminta maaf atau merasa bersalah kalua memang saya tidak cocok secara pribadi atau secara nilai kehidupan dengan individu yang kata banyak orang baik banget atau populer. Saya tidak segan-segan untuk memutus relasi dengan orang-orang yang berpotensi menjadi racun dalam hidup saya. Ngeri juga ya!! Hahaha... Karena itu juga kali ya semakin tua gini, lingkaran pertemanan semakin kecil. Itu lagi itu lagi. Dia lagi dia lagi. Kamu lagi kamu lagi. :)

Kalau teman saya bilang, langkah pencegahan saya untuk relasi yang beracun itu lumayan baik. Bagaimana tidak, kalau sudah merasa tidak cocok dengan seseorang, biasanya saya tidak memberikan kesempatan untuk saling mengenal lagi, walaupun kadang tricky juga sih. Ada orang yang di awal menyebalkan, tapi malah berubah menjadi orang yang paling enak diajak kerja sama. Ada juga yang kata-katanya macam rayuan pulau kelapa, eh ujung-ujungnya nusuk dari belakang. Unik memang ya manusia itu!

Kalau memang tidak cocok dan tidak mau berteman, tidak usah merasa bersalah. Tidak semua orang saling cocok untuk menjadi teman. Kalau dengan menolak ajakan bisa memberimu waktu yang banyak dengan dirimu sendiri, tidak usah merasa bersalah karena itu. Mengenal dirimu dan menghabiskan waktu dengan dirimu sendiri jauh lebih bermanfaat dibandingkan mengobrol panjang lebar dengan orang-orang yang frekuensi antenanya tidak cocok denganmu. Jangan merasa bersalah.

Jangan minta maaf kalau memang topik pembicaraanmu seperti orang tua-tua jaman dulu alias kayak Socrates, Nietzsche atau Albert Camus, yang dalam dan penuh dengan ide untuk mengasah ketajaman pikiran. Jangan merasa bersalah kalau kamu memang suka baca buku yang katanya 'berat' dan tidak punya teman diskusi. Jangan merasa bersalah juga kalau kamu memang merasakan ada sesuatu yang 'aneh' ketika berkenalan atau bertemu orang baru. Jangan abaikan insting itu.

Kalau memang tidak bisa menolong orang lain sampai keluar dari masalahnya, jangan minta maaf. Jangan merasa bersalah. Kamu tidak bertanggung jawab untuk membebaskan orang dari masalah-masalah pribadinya. Kamu juga tidak wajib untuk menyediakan hidup yang nyaman kepada semua orang.

Kamu tidak perlu jatuh dulu untuk merasakan bahwa jatuh itu menyakitkan. Nanti akan ada masanya kamu akan jatuh juga, dan saat kamu jatuh nanti kamu sudah siap menerima risiko sakitnya karena kamu tidak bergantung kepada siapapun kecuali dirimu sendiri. Iyaaa… sakitnya tidak bekurang sih. Ya tetap sakit kok!

Biasanya pilihan-pilihan hidup seperti ini seringnya menuntun kita menuju hidup yang sunyi dan sepi. Well, tidak apa-apa juga. Kalau kata Cinta dalam AADC "Pecahkan saja gelasnya biar ramai".

Jadi, intinya adalah jangan merasa bersalah dan jangan minta maaf kalau kamu lebih memilih menjadi idealis dan mengikuti prinsip-prinsip hidupmu yang kuno dan tidak kekinian itu.


Sumba Barat Daya, 25.3.2019
M

Komentar

  1. pada dasarnya kmu adalah makhluk kekinian yg ingin disebut introvert ataupun cenderung introvert. Bukan krna kmu membaca "orang asing" dari camus lantas membuatmu menjadi seperti camus. Kalian hanya sedang mengalami "euforia sendiri" yg dianggap simbol kecerdasan menurut banyak orang yg sekolah.
    kmu memang tdk harus menyediakan seuatu yg baik atau pantas kepada orang lain,, lalu kenapa kmu masih di tempatmu skrg ,...?? knpa kamu masih ada di "sekolah" dengan orang tua itu sambil tersenyum penuh harapan yg tentunya akan jadi penyesalan jika tdk berhasil...?? seharusnya kmu lebih tidak peduli dri skrg ini.

    BalasHapus
  2. Wahhh.. terima kasih untuk komentarnya. Hmm.. saya tidak punya cita2 untuk menjadi Camus, saya sampai saat ini pun masih bereksperimen dengan dimensi kedirian. Saya masih pemula kok utk membaca pemikiran2 mrk. Oiya, saya juga tidak pernah menyesali apa yg pernah saya lakukan, termasuk pilihan2 salah di masa lalu. Saya percaya masa lalu membuat kita lebih siap ke masa depan kalau kita belajar. ‘Knp sy masih ada di sini?’ Simply krn sy tidak tahu mau kemana. :)

    BalasHapus

  3. setiap orang punya penyesalan untuk masa lalu , dan itu akan selalu ada. Kamu akan selalu menyesali setiap kesalahan yg kamu lakukan,, dan itu mutlak. kadang kt berusaha untuk tdk mengingat kejadian buruk aau hal buruk atau hal bodoh yang kt lakukan ,, tpi di saat itu pula kt sedang menyesalinya. mungkin saja kamu sedang menyesali kenapa kmu berkorban begitu banyak sementra tdk mendapat imbalan yg tidak cukup, atau kmu begitu mencintai tpi tdk mendapat balasan cinta yg setimpal...
    kmu bukan tidak tahu mau kemana,, tpi kmu tdk tahu arah untuk kemana itu. Kmu bukan tidak tahu tujuanmu, kamu buta akan arah menuju tujuanmu.

    *kmu ini seperti penjahat yg tidak kejam.

    BalasHapus
  4. Hahahahah... komentar kaka membuat saya tertawa. Sepertinya kaka lebih tahu banyak ya? Apa sudah banyak makan asam garam kehidupan? Iya, setiap orang kan punya jalan hidup dan terserah mau pilih menyesali atau maju terus ke depan. Penjahat yg tidak kejam? Saya baru tahu istilah itu. Maksudnya jahat setengah2 ya? :)

    BalasHapus
  5. "Hahahahah... komentar kaka membuat saya tertawa". Bagian mana yg membuat kmu terbahak2.???. di bagian itu pula sebenarnya kau sedang menolak fakta yg ada di dirimu. Mungkin kau kecewa dengan apa yg sedang kau jalani.., tapi jangan hindari itu. Dari tulisanmu terlihat kau sedang kecewa ,,, cukup dalam. wkwkwkwkw

    BalasHapus
  6. Baca blog ini karena muncul di pencarian paling atas dengan keyword unapologetic selain web arti kata. Dan terima kasih sudah menjelaskan dengan bahasa yang simple dan bagus

    Btw, si unknown diatas ini gak usah ditanggapi. Saya rasa, sembunyi di balik akun anonim aja sudah cukup jelas. Best way for posting julid and kepo comment haha. Gak usah ditanggapi lagi

    BalasHapus
  7. Unapologetic artinya tuh Masa bodoh dengan omongan orang

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer