A Reminder



Sudah lama tidak menulis lagi, baik jurnal pribadi maupun blog ini. Semakin tua memang membuat saya lebih suka menyimpan ide dan pemikiran-pemikiran baru di dalam memori dan di dalam hati, yang walaupun saya sadar betul konsekuensinya yaitu suka lupa. :))

Tadi malam saat berbincang dengan sahabat saya yang sedang memasuki usia ke-29, saya teringat bagaimana waktu tidak mau diajak kompromi. Tau-tau sudah 29 saja. Saya saja tahun ini akan menjadi 30. Saya suka geli sendiri membayangkan angka tiga yang akan menjadi salah satu penanda identitas saya. Hahahhaha….

Saya juga tidak tahu sih, tapi menjadi tua secara umur dan pengalaman membuat saya penasaran. Saya ingin tahu apa yang ada di dalam pikiran saya ketika saya umur 35. Apakah saya masih memusingkan ide-ide yang saat ini suka membuat saya sakit kepala? Atau apakah saya masih tertarik membincangkan tentang buku favorit yang sayangnya tidak banyak orang di sekeliling saya. Kayaknya sih, saya masih akan tetap membaca. Membaca buku itu bagi saya seperti utang. Utang yang kalau tidak dibayar, hati tidak tentram.

Salah satu topik diskusi saya dengan sahabat saya adalah khayalan saya tentang kenapa sih saya melakukan pekerjaan saya saat ini? Kenapa saya harus bangun pagi dan membuat target untuk menyelesaikan tugas a,b,c? Kenapa saya harus sibuk? Apakah saya akan bertumbuh sesuai dengan yang saya harapkan secara pribadi melalui pekerjaan-pekerjaan saya?
Lumayan juga ya! :)

Setelah berpikir agak keras, saya setuju bahwa saya tidak bertumbuh melalui pekerjaan yang saya lakukan. Kedalaman pikiran dan kepekaan hati tidak saya dapatkan melalui kesibukan atau saat menyelesaikan pekerjaan a,b,c itu. 

Kalau begitu kapan dong?

Menurut pemikiran saya, dengan menjadi sibuk justru menjadi penghalang bagi saya untuk bertumbuh. Dengan sibuk saya hampir dan mungkin akan benar-benar lupa tentang momen hening yang saya selalu inginkan. Dalam kesendirian dan keheningan saya bisa bertumbuh, dan saya tidak mau menukar itu dengan kesibukan, prestasi, ataupun , 'keterpaksaan' untuk menjalin pergaulan dengan orang lain.

Saya lebih memilih kesendirian ketimbang keramaian. Waktu-waktu sendiri merupakan sesuatu yang berharga bagi saya. Dalam kesendirian itu saya bisa mendengarkan pikiran-pikiran tersembunyi saya, ataupun bisa mengenal diri saya sendiri. 

Saya lebih memilih untuk menghabiskan kalimat demi kalimat di dalam buku bacaan saya yang bertumpuk di meja. Ahh.. dengan tugas dan pekerjaan belakangan ini, baru beberapa buku yang sempat saya habiskan. Senang sekali rasanya masuk ke dalam pengetahuan-pengetahuan yang memperkaya perspektif saya.

Apakah semua ini saya lakukan karena saya yang bertambah tua? Hahhaha… Sepertinya saya senang menjadi tua. ooooppppssss!! :))

Saya ingin bertumbuh dari dalam diri saya. Dalam kesendirian dan keheningan saya bisa bertumbuh seperti yang saya harapkan. Pikiran semakin tajam. Kata-kata yang keluar dari mulut semakin hati-hati.

Malam itu saya diingatkan untuk memberikan ruang kepada diri saya sendiri untuk hening. Untuk sepi. Untuk diam.


Ende, 18 Maret 2019
M

Komentar

Postingan Populer