MATA

Ada yang pernah mengatakan bahwa mata adalah jendela hati, dulu saya tidak terlalu meyakini hal ini, maka sekarang saya percaya itu dengan segenap hati. Kalau ada yang bilang bahwa kamu bisa mengenal seseorang lewat matanya, maka saya juga percaya itu.

Mata merupakan cerminan hati seseorang. Mulut boleh berbohong, tapi mata tidak. Begitulah saya memulai alam pemikiran saya ketika bertemu orang lain untuk pertama sekali. Bukan bermaksud sok tahu dan paling mengerti tapi dalam beberapa kali pertemuan dengan orang baru saya tidak bohong bahwa ada beberapa orang yang menunjukkan keadaan dirinya yang sebenarnya lewat pancaran matanya.

Misalnya, saya pernah bertemu dengan orang yang entah kenapa saya tidak tahan melihat pancaran matanya. Saya tidak ingin bertatapan mata dengannya dalam waktu yang lama. Saya merasakan ada sesuatu yang ganjil dengan tatapan itu. Sedangkan dalam relasi sehari-hari kami sama-sama berusaha untuk terlihat baik, tapi pada nyatanya mata itu memang bercerita. Mata itu menolak saya. Atau mata itu berkata bahwa pemilik mata itu tidak menyukai saya, bahkan cenderung membuat saya tidak nyaman berada di sekitar pemilik mata itu.

Di tempat lain ada juga mata yang sangat bersahabat. Baru pertama kali bertemu sudah seperti teman lama yang bertemu kembali, padahal kali itu saja bertemu. Mata yang bersahabat ini biasanya dimiliki oleh orang-orang yang menerima keberadaan orang lain dan berusaha untuk tidak fake. Mungkin mereka juga berpikir bahwa orang lain pun memiliki hak untuk mendapatkan hal-hal baik di kehidupan mereka. mereka juga memperlakukan orang lain dengan baik.

Selain itu ada juga mata yang misterius. Mata yang begini biasanya orang-orang tertentu saja. Atau pada saat yang bersamaan pernah membuat saya ingin mengetahui sesuatu tentang si pemilik mata itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa sembarangan berbicara kepada siapapun. Mereka memiliki sesuatu yang ingin disampaikan tapi merasa tidak tepat dan tidak penting untuk dibicarakan. Pemilik mata yang misterius ini adalah orang-orang yang ingin diselidiki dan didekati lebih. Tapi, hati-hati ada juga mata misterius yang justru didekati akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.

Kalau mau lebih jauh lagi, ada juga mata yang menunjukkan persoalan dari si pemilik mata. Mata mereka berbicara bahwa si pemilik mata sedang menghadapi permasalahan tertentu, bisa yang berat maupun ringan. Mata yang gelisah. Mata yang kosong. Mata yang berduka.
Gambar 1: Kalau mata dan si pemilik mata ini tidak perlu diragukan lagi, bukan?

Terkadang kalau melihat orang-orang tertentu yang berusaha untuk terlihat senang maupun bahagia, mereka lupa bahwa mata mereka tidak bisa berbohong. Ada saja duka yang masih tersimpan di dalam hati mereka. Mereka hanya ingin berusaha terlihat senang.

Selain itu ada juga orang yang mencari simpati maupun empati dari orang lain dengan permasalahan dan kedukaan mereka. Yah, semua itu diceritakan oleh mata mereka. Maka dari itu, tidak semua masalah maupun duka bisa membangkitkan rasa empati.

Pancaran mata yang ingin kita sebar dan dilihat oleh orang lain adalah pancaran mata yang menunjukkan keadaan diri dan hati kita yang sebenarnya. Tidak ada mata yang bisa berbohong, tapi si pemilik mata itu pun tidak lepas dari usaha untuk memanipulasi diri dan orang di sekitar mereka.

Entah kapan kita akan lelah sendiri dan menyerah atas semua kemunafikan ini. Atau pun mungkin sedang melarikan dari kenyataan yang tidak ingin diterima. Atau bisa jadi belum berdamai dengan kehidupan ini.


09.03.2014
M & M

Komentar

Postingan Populer