Apa Masih Boleh Percaya Kepada Manusia?
Belakangan ini saya
sedang sering bertanya kepada diri saya sendiri ‘Apakah saya masih boleh percaya kepada orang lain?’. Ketika orang
lain menjanjikan tentang sesuatu, saya akan berpegang pada janji itu tanpa
curiga apakah mereka akan melakukan maupun mengingkarinya. Seringnya memang
saya menemukan manusia tidak melakukan sesuai dengan yang mereka janjikan.
Permakluman sebagai manusia
yang memiliki kekurangan menjadi satu-satunya obat untuk menyembuhkan diri
karena merasa dibohongi. Tapi, kalau ketika mengingkari mereka meminta
dimaklumi karena manusia yang banyak lemahnya, mengapa mereka tetap berjanji?
Bukankah manusia yang
sama yang banyak lemahnya itu jugalah yang sedang berjanji itu?
Oleh karena pengalaman
ini dan itu, saya tidak tahu apakah saya juga harus memegang dan menaruh
harapan kepada orang-orang yang telah berjanji untuk melakukan ini dan itu.
Masihkah saya boleh percaya kepada mereka?
Saya pernah mendengar
pernyataan yang mengatakan ‘we used to
believe in people.’ Sebenarnya pernyataan ini muncul karena sudah terlalu
banyak manusia yang telah mengecewakan manusia yang lain. Hal ini membuat sulit
sekali mempercayai orang lain dewasa ini.
Daripada menanggung
kecewa sendiri karena berharap, lebih baik tidak usah menaruh harapan kepada
orang lain. Apalagi kepada mereka yang senang mengumbar janji. Janji yang
mungkin kalau mereka sadar, mereka pun tidak akan mungkin bisa melakukan semua
yang mereka katakan kepada orang lain.
Karena manusia yang
memberi janji itu tetaplah manusia yang lemah yang tidak bisa memenuhi janji
juga. Jadi, untuk apa berjanji? Untuk apa memberikan harapan palsu kepada orang
lain? (atau mungkin mereka juga tidak
berniat melakukannya? Akh, saya juga tidak tahu)
Tapi, apakah keadaan ini
juga baik adanya? Apakah keadaan dimana
manusia sudah sulit mempercayai manusia lainnya juga adalah keadaan yang
diharapkan?
Ketika sulit mempercayai
orang lain, apakah juga berarti kita tidak boleh memiliki harapan bahwa akan
ada manusia lain yang sedang berusaha untuk diberi kepercayaan?
Tapi mungkin harapan
itulah yang tidak pernah habis dan mati. Buktinya, manusia masih juga memilih.
Walaupun sudah dikecewakan, mereka masih memiliki harapan bahwa manusia yang
mereka pilih akan berubah. Mereka masih menyimpan harapan sederhana bahwa
mereka pun memiliki kesempatan untuk berubah.
Gambar 1: Masyarakat sedang melihat daftar partai dan caleg yang akan mereka pilih |
Gambar 2: Suasana pemilu caleg di Pulau Beeng Darat, Kepulauan Sangihe. |
Lagi-lagi kita pasti akan
disodori dengan keraguan dan prasangka. Benarkah mereka akan memenuhi
janji-janji itu?
Mungkin hanya kita saja
lah yang memahami itu. Kita manusia.
06.04.2014
Komentar
Posting Komentar