Alor: Ketika Kenyataan Melebihi Harapan


Sebulan belakangan ini saya menghabiskan waktu dan menyelesaikan tanggung jawab di Pulau Alor, NTT. Pengalaman ini menjadi yang pertama bagi saya, menginjakkan kaki di pulau yang bersebelahan dengan Pulau Timor ini. Kesan pertama saya bertemu dengan orang Alor adalah mereka murah senyum. Walaupun tidak saling kenal, ketika berpapasan dan bertemu mata, senyum yang lebar dan ramah akan menulari kita. Senyum aja teruss! :))

Selama berada di Alor, saya tinggal di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor. Cuacanya lumayan panas, tapi jangan sedih dulu karena di sana banyak pohon beringin yang akan menyejukkan dan bisa sekaligus menjadi sandaran. Bukan sandaran hati loh!! 

Saya mendampingi perbaikan perpustakaan Taman Bacaan Pelangi di SD GMIT Pitungbang di Desa Otvai. Sekolah ini bisa ditempuh dengan mobil, motor, dan jalan kaki juga kalau mau sekalian olahraga atau menikmati alam. Lokasi sekolah berada di atas gunung, jadi setiap kali ke sekolah selalu menemukan pemandangan baru. Perspektif baru.

SD GMIT Pitungbang, Alor, NTT.
Tiba untuk pertama kali di sekolah, saya agak malu karena ternyata adik-adik dan bapak/ibu guru mempersiapakan penyambutan dengan tarian. Pertama kali diberikan pengalaman begini, yang sebenarnya membuat saya grogi dan ingin cepat-cepat selesai. Hahahah...

Saat menari lego-lego bersama adik-adik di lapangan sekolah
Tidak perlu waktu yang lama untuk akrab dan bersahabat dengan adik-adik yang saya temui di sekolah. Walaupun awalnya malu-malu, sebentar kami sudah seperti kawan lama yang reunian. Kami bermain dan bercerita hampir setiap hari.

Girls of Alor!
Selain itu, bapak dan ibu guru di sekolah juga selalu mengagendakan untuk selalu makan siang bersama di sekolah. Sekolah yang dilengkapi dengan dapur itu selalu menyajikan makanan dan kopi yang membuat saya kenyang dan senang. Kopi Alor juga menjadi kesukaan saya. Mulai dari ubi, jagung ketema, sayur-mayur, nasi jagung, ikan asin, dan sambal menjadi menu hari-hari. 

Gedung perpustakaan sebelum diperbaiki

Gedung perpustakaan setelah diperbaiki. :))
Setelah perpustakaan selesai diperbaiki dan buku dipajang, adik-adik langsung berhamburan ke dalam perpustakaan. Akhirnya mereka punya perpustakaan yang menyenangkan juga ya! Selama saya menemani mereka di dalam perpus, saya merasakan kegembiraan mereka. 

Lapangan yang tadinya penuh dengan anak-anak yang bermain tiba-tiba kosong saat pintu perpustakaan dibuka. Tidak menunggu perintah, adik-adik langsung berlomba-lomba memilih buku untuk mereka baca dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Indahnya pemandangan itu!

Khusyuk membaca

Senang membaca dan difoto. :))

Bersama guru dan adik-adik, kami juga sempat untuk piknik bersama di Pantai Aimoli. Pantai ini bisa dijangkau dengan kendaraan hampir satu jam dari Kalabahi. Anak-anak dan beberapa orang dewasa berangkat bersama dengan truk. Waktu itu saya naik motor dibonceng bapak guru karena takut naik di bak truk. Hahah... Tapi, setelah saya lihat mereka senang juga di dalam truk itu. Hihihihihi...

Tetap senyum!



Sebagai anak-anak yang tinggal di gunung, maka ketika ketemu laut dan pantai mereka tidak bisa menahan rasa senang dan kegirangan untuk segera nyebur dan berlari-lari di sekitar pantai. Kami sama-sama menikmati kebersamaan di pantai sampai berjam-jam. Istirahan makan siang justru membuat mereka ingin cepat-cepat main ke air lagi. Hahaha.... Saya sempat mengajari beberapa anak untuk mengapung di air. Sungguh pengalaman yang menyenangkan untuk disimpan di dalam memori.


Kalau di Alor, belum lengkap kalau belum keliling ke pulau di sekitarnya, bertemu lumba-lumba, dan berkenalan dengan Dugong. Beberapa hari sebelum meninggalkan Pulau Alor, saya sempat bertemu dengan lumba-lumba dan Dugong. Sungguh hari yang sangat menyenangkan buat saya juga!



Orang-orang yang mudah diajak kerja sama dan pekerja keras yang saya temui di sekolah membuat pekerjaan saya tidak terlalu berat. Target yang kami sepakati tercapai tepat waktu. Kebersamaan di sekolah setiap hari memberikan kesempatan bagi kami untuk saling bercerita dan membuka diri. Merka pun sudah menjadi teman saya. Mereka adalah Pak James (kepala sekolah), Mama Tin, Mama Yane, Ibu Emi, Ibu Yuni, Ibu Diana, Pak Yanda (yang suka bonceng saya pulang), Pak Rocky, Pak Edi, Pak Bana, Ibu Jenny, Pak Seth, dan Ibu Wati.

Bapak & Ibu Guru

Setelah saya meninggalkan Alor, saya diingatkan kembali tentang oranng-orang baik ini. Keluarga Kak Lim, Kak Martin, Daniel, bahkan Dewa pun tidak mungkin saya lupakan. Ditambah dengan pasukan saya, Tuton dan Bandit. :)

Kak Martin, Kak Lim, Daniel. 


Bandit & Tuton

Sahabat-sahabat cilik saya di sekolah, Rosi, Sarah, Diana, Oce, Ona, Rahel, Betty, Yanri, Titus, Marni, Anita, Ana, Desi, Rista, Yuni, dan nama-nama lainnya yang pasti saya ingat kalau ketemu wajahnya. Mencoba optimis. Hahahah...

BFF! :))
Saya berterima kasih dan bersyukur karena semuanya berjalan lancar dan baik. Pekerjaan dimudahkan dan punya tambahan teman. Alor sungguh memberikan saya kesempatan baik yang membuat saya merasa beruntung dan langkah saya menjadi lebih ringan. 

Pantai Sebanjar

Orang-orang yang baik ditambah dengan pemandangan alam yang menakjubkan membuat Pulau Alor serasa seperti rumah sendiri. Kenyataan yang melebihi harapan maupun ekspektasi saya ini membuat saya semakin bersemangat untuk bertemu orang-orang baru di masa depan. Pasti akan penuh kejutan. Oiya, Kopi Alor jangan lupa diminum ya! 

Terima kasih. Saya bersyukur!

Alor, Juni 2018
Monik

Komentar

Postingan Populer