Pulang



"Home is not a place, it's a feeling."

Kalau diterjemahkan secara bebas artinya adalah rumah bukan tentang tempat, tapi tentang perasaan. Perasaan seperti apa yang kamu rasakan ketika mendengar kata rumah? Apakah perasaan yang menyenangkan? Atau sebaliknya?

Hampir setiap tahun, orang Indonesia punya acara tahunan yang tidak pernah tergantikan oleh apapun. Tradisi mudik alias pulang kampung. Setiap tahun dengan kemacetan yang sama atau bahkan lebih parah, berdesakan di dalam kapal laut maupun kereta api, sampai-sampai tidur di bandarapun dilakukan demi bisa pulang. Demi kembali ke rumah.

Kenapa ya, sejauh apapun seseorang merantau atau berpetualang, selalu ada perasaan ingin kembali. Perasaan yang tidak bisa digantikan dengan pengalaman apapun. Apa ya? Kalau saya berpikir, perasaan ingin kembali ini ada kaitannya dengan akar. Seperti sebuah pohon yang walaupun sudah tua dan menghasilkan banyak buah, tidak akan bisa melakukan apapun kalau tidak punya akar.

Jadi, apa hubungan rumah dengan akar?
Menurut pemikiran saya, akar akan selalu mengingatkan kita tentang asal-muasal kita. Asal yang saya maksud bukan tentang identitas yang bisa dilihat oleh mata saja. Bukan tentang suku, bahasa, budaya, warna kulit, atau kebiasaan-kebiasaan. Akar yang saya maksud di sini adalah senyawa elemen-elemen tak terlihat yang membentuk kita dan selalu 'menempel' atau 'tertanam' dimanapun dan kemanapun kita melangkah.

Tradisi mudik atau pulang kampung yang betapapun merepotkan bagi sebagian orang, selalu berharga untuk tetap dilakukan. Mereka ingin kembali kepada elemen-elemen yang membentuk itu. Atau bisa jadi senyawa elemen-elemen pembentuk yang tertanam dalam urat nadi mereka itulah yang mengingatkan mereka untuk kembali ke akar.

Hal ini bisa berarti seperti pohon tadi, manusiapun tidak bisa hidup tanpa mengetahui akarnya. Atau manusia tanpa akar maka akan seperti bejana, tapi kosong. Mungkin akar bisa membantu manusia untuk menemukan tujuan hidupnya? Mungkin saja sih.

Pertanyaan berikutnya adalah apa komposisi pembentuk akar ini? Bagaimana akar ini bisa tetap kuat dan kokoh? Bagaimana dengan akar yang hampir mati? Apakah akar yang hampir mati bisa dihidupkan kembali? Bagaimana menghidupkannya?

Wahh... terlalu banyak pertanyaan untuk dijawab dalam satu tulisan ya? Hehehe....

Labuan Bajo, 14.12.2019
M

Komentar

Postingan Populer