Keep The Aspidistra Flying: Apakah Uang dan Kemapanan Perlu Dilawan?

"Hidup telah mengalahkannya; tapi kau masih bisa mengalahkan hidup dengan memalingkan wajahmu darinya. Lebih baik tenggelam daripada bangkit. Namun anehnya, sering kali lebih sulit tenggelam daripada bangkit. Selalu ada sesuatu yang menyeret seseorang ke atas."

Gordon Comstock, seorang penyair gagal berusia 30 tahun memutuskan untuk hidup berkekurangan. Dia meninggalkan pekerjaannya yang bergaji tinggi untuk menjadi seorang penjaga toko buku tua dengan gaji pas-pasan. 

Gordon melakukan ini semua bukan tanpa alasan. Mungkin sebagian besar kita akan menganggap Gordon sangat naif dan bodoh. Ketika banyak orang berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta kekayaan, bahkan sampai melakukan segala cara (termasuk yang ilegal), Gordon memutuskan untuk tetap miskin.

Di dalam kehidupan nyata, menjadi miskin bukanlah sebuah pilihan. Di kehidupan nyata sehari-hari, tidak ada manusia yang ingin menjadi miskin. Tapi, banyak yang terpaksa tanpa ada pilihan lain justru terjerembab dalam kemiskinan. Tidak saja hanya miskin uang/harta, tapi juga miskin hati dan akal sehat. 

Di dalam buku ini, Gordon bukanlah manusia yang miskin akal sehat atau hati. Dia bahkan bersikeras supaya pacarnya meninggalkannya saja karena ia merasa menjadi beban. Tidak sampai hati Gordon untuk meminjam uang dari pacarnya atau dibayari.

Gordon juga sering menolak bantuan dari sahabatnya yang ingin menolongnya keluar dari kemelaratan. Gordon adalah manusia bebas yang memilih untuk menjadi miskin dan membenci kemapanan. Saya memilih kata bebas karena Gordon sendiri yang mengalami akibat dari pilihannya itu. Bukankah menjadi manusia bebas itu karena hanya kita yang mengalami akibat baik dan buruknya?

Apakah kita bisa menemukan manusia seperti Gordon di kehidupan nyata abad ini? Kupikir tidak ada. 
Kira-kira apa sih yang ingin ditegaskan oleh Orwell dari bukunya ini? 

Setelah saya membaca buku ini, saya berpikir bahwa melalui tokoh Gordon penulis ingin mengajak pembaca untuk melawan uang dan kemapanan. Melawan kuasa uang dengan memilih untuk menjadi miskin. Melawan kemapanan dengan berpaling kepada kemelaratan.

Berbicara soal uang dan kemapanan, siapa yang tidak ingin kaya dan mapan? Saya juga mau kok! Tapi, yang saya sadari belakangan ini adalah saya tidak ingin memiliki mental orang kaya. Saya tidak ingin menjadi kaya raya.

Prediksi saya kalau saya kaya raya, saya akan menjadi berubah menjadi manusia yang saya benci. Saya tidak ingin menjadi seperti orang kaya yang sering saya temui di kehidupan saat ini. Salah satunya adalah meyakini bahwa dunia ada di dalam kontrol saya dan merasa punya hak untuk merendahkan dan menginjak-injak orang lain. Menjadi orang yang frustasi akan hal-hal kecil, kikir, dan dangkal. Saya tidak mau.

Saya ingin hidup secukupnya saja. Saya ingin menjadi manusia yang punya uang pas-pasan tapi bisa menikmati hidup. Tidak ambisius. Biasa saja. Menjadi manusia yang seadanya. Ebusyettt!!

Kekayaan memang apabila dimiliki bisa digunakan untuk banyak hal baik, superti menolong orang lain. Tidak apa-apa. Kalau kamu kaya raya dan punya jiwa menolong, ya lakukan saja. Tidak ada hal yang luar biasa mengenai itu.

Buku ini cocok banget dibaca oleh para pecinta uang ataupun yang sedang berjuang mengumpulkan uang. Termasuk saya.  :))

Tapi, melalui Gordon saya belajar kalau uang bisa dikuasai dan dikendalikan. Kemapanan tidak selalu menjadi jawaban atas persoalan hidup. Uang dan kemapanan tidak akan menjamin apa pun juga kan? Ada yang punya banyak uang, tapi selalu khawatir setiap hari. 

Sama seperti Gordon yang untuk pertama kali dalam sejarah hidup keluarganya memilih untuk hidup. Hidup yang berbeda. Memilih untuk tidak tenggelam karena uang. Memilih untuk melawan uang dan kemapanan dengan tetap hidup. Hidup yang menyenangkan tanpa perlu khawatir akan uang dan kemapanan.

Semoga kita semua bisa hidup cukup!


Komentar

Postingan Populer