Bukan Film

Beberapa waktu belakangan ini saya sedang berusaha menemukan inspirasi mengajar dari film-film yang bertema pendidikan dan sekolah. Saya pun menonton Dead Poets Society (1989), Dangerous Mind (1995), Beyond The Blackboard (2011), sampai Freedom Writers (2007).

Kesamaan dari semua film di atas adalah akhirnya murid-murid yang diajar di sekolah tersebut patuh kepada guru mereka, menemukan makna dalam hidup mereka, menemukan diri mereka bisa lebih baik dari sebelumnya. Beberapa kenyataan yang terjadi di realitas mereka turut dihadirkan untuk membuat film-film tersebut semakin dekat dengan penonton.

Murid-murid yang dihadirkan di dalam film tersebut adalah murid yang nakal, malas belajar, suka terlibat dalam kekerasan, dan masalah lainnya. Masalah-masalah yang mereka bawa dari rumah dan lingkungan mereka terus terpelihara sampai ke sekolah. Sekolah tidak dipandang sebagai tempat yang sakral, tempat untuk menuntut ilmu yang diharapkan berguna bagi kehidupan mereka di masa mendatang.

Guru yang dapat kita saksikan dari film tersebut adalah guru-guru yang keras kepala dalam artian tidak takut apapun, berani mengambil risiko, berani mengorbankan kehidupan pribadi mereka demi pendidikan murid-murid, dan tangguh. Kita bisa menyaksikan bagaimana lakon guru tersebut bisa menginspirasi murid-murid mereka yang luar biasa malas dan nakal menjadi murid yang rajin belajar dan berakhlak baik.

Setelah menyaksikan film-film tersebut sampai berkali-kali, saya memang menemukan inspirasi terkait esensi menjadi seorang guru, meskipun tidak semuanya bisa diaplikasikan. Mengingat murid-murid yang terdapat di dalam film tersebut adalah anak-anak yang lahir dan besar di Benua Amerika. Tentu sangat berbeda dengan anak-anak di Indonesia, khususnya di Pulau Para ini.

Maka, dengan menyaksikan kenyataan di dalam film tersebut, saya tidak memilki harapan yang muluk-muluk mengenai murid-murid saya di sini. Saya tidak akan memaksa mereka untuk menjadi manusia yang tidak mereka inginkan.

Murid-murid yang saya tanya dan ajari mengetahui perbuatan mana yang baik dan yang bukan. Mereka tahu bahwa memaki adalah salah satu perbuatan yang tidak baik, tapi dalam keseharian mereka memaki adalah hal yang biasa.

Bahkan apapun yang saya lakukan di sini tidak selalu akan berhasil. Saya juga harus siap dengan kenyataan kalau-kalau saja ternyata sia-sia. Tapi, tetap saja memang saya selalu berharap akan kehidupan dan diri mereka bisa lebih baik di masa mendatang. Baik di film atau bukan, semuanya memiliki kemungkinan untuk baik pada akhirnya. Semua akan baik adanya. Entah kapan.

Pulau Para 15.09.2013
16.38 WITA
M & M
  

Komentar

Postingan Populer