PERNIKAHAN: HARAPAN DAN KENYATAAN

Bagaimana dua manusia yang berbeda satu sama lain bisa memiliki komitmen untuk hidup bersama-sama sampai maut memisahkan?

Sumber: Dokumentasi pribadi

Mungkin sebenarnya mereka tidak benar-benar siap. Akan tetapi, dengan kesepakatan dan kompromi keputusan itu bisa dilakukan. Tentu perjalanan tidak selesai dalam sebuah upacara pernikahan. Perjalanan sesungguhnya justru setelah pesta pernikahan selesai.



Saya sering mempertanyakan diri sendiri apakah saya bisa berkomitmen dengan orang yang sama untuk jangka waktu yang lama. Saya takut tidak bisa. Kemudian saya suka berpikir bahwa jangan-jangan saya sebenarnya tidak pernah siap. Saya tidak akan pernah tahu kalau saya siap dan mampu berkomitmen dengan orang lain sampai saya mencoba dan mengalaminya sendiri.



Akhir tahun lalu saya menyaksikan bagaimana salah satu anggota keluarga inti saya memutuskan untuk berkomiten seumur hidup dengan orang yang telah dia pilih dan memilih dia. Tentu kedua orang tersebut harus saling memilih dong! Iya kan? Walaupun sempat kaget dan belum bisa mencerna kenyataan, saya berusaha untu bisa menerima kenyataan tersebut.


Nah, apa sih konsekuensi pernikahan tersebut kepada orang-orang di sekitar mereka?

Ketika mereka sudah resmi menjadi suami istri, mereka sudah memiliki keluarga sendiri. Sudah saatnya bagi mereka untuk menjalankan bahtera keluarga baru dan menjalani kehidupan bersama-sama.

Si perempuan menjadi anggota keluarga baru bagi keluarga laki-laki, begitu juga si laki-laki menjadi anggota keluarga baru bagi keluarga perempuan. Anggota keluarga pun bertambah.

Adakah yang  berubah dalam relasi keluarga si perempuan dan si laki-laki?
Mungkin bagi sebagian besar orang tua, mereka kini sudah siap menunggu dengan gembira kehadiran cucu. Kehadiran cucu menjadi obat dari segala penyakit yang mungkin selama ini tak kunjung sembuh.

Keturunan bertambah, jumlah anggota keluarga semakin banyak.

Sebenarnya saya semakin bertanya-tanya, ini semua akan kemana? Ada yang bilang ini merupakan salah satu tujuan hidup manusia, yaitu mencari kebahagiaan. Apabila menikah dan berkeluarga bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka, maka tidak perlu ditentang maupun dihalang-halangi.


Akan tetapi, apakah pernikahan itu murni karena keinginan mereka untuk membahagiakan diri sendiri atau membahagiakan orang lain?


Beberapa pasangan baru pun kini muncul dengan berbagai harapan-harapan yang mereka ciptakan maupun yang diciptakan oleh orang yang ada di sekitar mereka. Ada mertua yang mengharapkan menantu mereka bisa  abcdefgh... Ada juga menantu yang mengharapkan mertua mereka hijklmn...


Kenyataan bahwa setelah menikah pun, pasangan suami-istri itu tidak lepas dari relasi-relasi dan harapan-harapan yang terkadang membuat jengah maupun gembira.


Mungkin salah satu solusi yang bisa ditawarkan adalah tidak mengharapkan mereka untuk menjadi lebih dari apa yang mereka bisa. Apabila sebelum menikah mereka memang tidak bisa diharapkan, apa yang bisa kamu harapkan setelah mereka menikah?

Atau mengapa kamu harus berharap?


Labuan Bajo, 20.1.2017
Monik

Komentar

Postingan Populer