Akan Jadi Ibu-ibu Seperti Apa Saya Kelak?


Selama bekecimpung di antara anak-anak selama lima tahun belakangan ini, saya menyadari kecenderungan saya untuk berteman dengan anak-anak ketimbang orang dewasa. Agak aneh sih mungkin, tapi beberapa kejadian mengajari saya bahwa orang-orang dewasa cenderung mempersulit keadaan, pesimis, dan menciptakan drama-drama kehidupan yang menurut saya tidak penting. 

Kadang-kadang saya juga lebih mudah terganggu dengan pilihan sikap orang dewasa ketika memperlakukan anak-anak. Heilooo!!


Nah, begitu juga ketika saya berada di Desa Katoi yang berada di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara ini. Saya mencoba menjaga jarak dengan orang-orang dewasa yang saya temui, termasuk bapak dan ibu guru di sekolah.

Akan tetapi naskah skenario tiba-tiba berubah dengan sendirinya. Beberapa kegiatan membuat relasi saya dengan mereka menjadi lebih dekat. Baru di sini saya pernah berfoto dalam jumlah yang suangat banyak dengan berbagai macam gaya. tentunya semuanya terjadi karena mereka, teman-teman dewasa saya ini.

Ajakan untuk makan pun semakin sering berdatangan. Rencana piknik yang tadinya tidak terlalu diharapkan menjadi kenyataan plus makan makanan yang enak-enak. Jadi jangan tanyakan lagi kenapa badan saya bertambah lebar ke samping. Hahahah....

Selama dua minggu belakangan ini, kamii banyak menghabiskan waktu bersama-sama. Saya yang sedang mengembangkan bakat Introvert di dalam diri saya pun mau tidak mau harus mengiyakan hampir semua ajakan itu. Dimana ketika berkumpul, kita harus saling bertukar cerita. Seringnya sih mengulang cerita lama, atau membuat skenario drama-drama yang tidak terlalu penting. :D

Bergaul bersama mereka saya sempat bertanya-tanya juga sih. "Akan jadi ibu-ibu seperti apa saya kelak?"

Pilihannya banyak sih. Walaupun saya mungkin memiliki kecenderungan mengarah ke satu karakter yang jangan-jangan akan terus melekat sampai saya menjadi ibu-ibu.

Apakah saya akan menjadi ibu-ibu yang senang menggunjing orang lain?
Apakah saya akan menjadi ibu-ibu yang senang bergosip tentang kejelekan orang lain?
Apakah saya akan menjadi ibu-ibu yang senang memasak dan memberikan makanan kepada orang yang lapar?
Apakah saya akan menjadi ibu-ibu yang senang ber-selfie dan memamerkan foto-foto di media sosial? (Punya ribuan foto wajah sendiri)

Apakah saya akan menjadi ibu-ibu yang mata duitan?
Apakah saya akan menjadi ibu-ibu yang mana tubuh saya penuh dengan emas permata?
Apakah saya akan menjadi ibu-ibu yang akan selalu digunjingkan karena tidak mau ikut-ikutan tren maupun arisan-arisan kekinian?

Iya, masih banyak kemungkinan lain juga. 

Mungkin saya akan menjadi ibu-ibu yang berbicara seperlunya saja dan perkataan saya menyenangkan orang lain.

Mungkin saya akan menjadi ibu-ibu yang memilih diam ketika ingin membicarakan kejelekan dan hal-hal yang yang tidak baik untuk dibicarakan.

Mungkin saya akan menjadi ibu-ibu yang membantu memudahkan hidup orang lain.
Mungkin saya akan menjadi ibu-ibu yang hormat dan  mengasihi ibu mertua saya.

Mungkin saya akan menjadi ibu-ibu yang membuat kehidupan keluarga saya gembira dan sehat.
Mungkin saya akan menjadi ibu-ibu yang memperlakukan anak orang lain sama baiknya ketika saya memperlakukan diri saya sendiri.

Mungkin saya akan menjadi ibu-ibu yang senang membaca dan nonton film
Mungkin juga saya akan menjadi ibu-ibu yang senang leyeh-leyeh di kasur dan mengkhayal. :)

Satu hal yang pasti saya tidak ingin menjadi ibu-ibu yang penuh dengan drama, juga tidak mau menjadi ibu-ibu yang pemurung. Loh.. maunya apa nih ibu-ibu? :)


Makassar, 9.3.2018
Monik

Komentar

Postingan Populer