Pasukan Saung Daeng!


Bagaimana jadinya kalau hampir dua minggu lebih makan saung daeng terus?
Hahah… begitulah yang terjadi ketika saya berada di rumah keluarga Pak Yoakim Nurak di Lambaleda, Manggari Tmur, Flores, NTT.

Saung daeng itu adalah sayur khas orang Manggarai. Kalau ada acara penting begitu, maka saung daeng wajib ada. Saung daeng itu kalau di Bahasa Indonesia adalah daun ubi.

Di beberapa minggu awal-awal tinggal di Lambaleda, bersama dengan keluarga baru di Wae Ciu, rumahnya Pak Yoakim, kami selalu memakan saung daeng. Mulai dari makan pagi, makan siang, dan makan malam. Saya menceritakan ini sambil tertawa karena mengingat bagaimana Pak Yoakim dan Ibu selalu meminta maaf karena sayur yang ada hanya itu.

Lama-kelamaan saya terbiasa juga dengan daun ubi ini. Walaupun saya takut kena asam urat kalau kebanyakan. Hahahah…

Ketika tinggal di rumah Pak Yoakim, saya bertemu dengan lima orang adik yang turut meramaikan suasana. Bersama dengan bapak dan ibu, kami berdelapan tinggal bersama-sama. Selain manusia, kami juga ditemani oleh empat ekor kucing kalau tidak salah hitung ya dan tentunya bintang utama di rumah yaitu Mopi, si anjing kesayangan.

One & Only Mopi! 
Acara makan siang dan makan malam adalah momen kami semua berkumpul bersama untuk makan. Sebelum dan sesudah makan tidak lupa kami berdoa Salam Maria. Saya pun lama-kelamaan hapal dengan doa ini, dan menjadi salah satu doa favorit saya.

Selama hampir dua bulan berada di Lambaleda, saya bertemu dengan orang-orang baik dan tentunya adik-adik yang luar biasa. Walaupun setelah sekian lama di Lambaleda, masih saja saya dikira bule. Sampai-sampai ketika sedang naik motor atau jalan kaki, saya dipanggil ‘’Bule..Bulee.”

Pasukan SDI Maki! :)
Selain itu, saya juga tergabung dalam beberapa pasukan. Selain pasukan di SD Inpres Maki, saya juga punya pasukan ketika di rumah. Yaitu bersama Jaya dan dua orang adik yang saya lupa namanya. Omaigat!! Sepertinya saya mulai kesulitan mengingat nama nih. Hehehe..

Pasukan Rumah! :)
Ada juga Kaka Alex, supir mobil yang turut memberikan kemudahan dalam hal transportasi. Mengingat ada beberapa kebutuhan yang harus dibeli di Ruteng (sekitar 3 – 4 jam dari Wae Ciu), tidak jarang saya meminta tolong kepada beliau. Nitip makanan juga boleh. Haha..

Pertemuan demi pertemuan selama berada di Lambaleda membuat saya semakin percaya bahwa masih banyak stok orang baik di dunia ini. Mereka yang memberikan kemudahan dalam setiap perjalanan saya, tentu saya tidak berhenti berterima kasih. Walaupun kata ‘terima kasih’ itu terasa belum cukup.

Dengan bangga saya mengumumkan bahwa Pasukan Saung Daeng masih eksis dan akan selalu ada, walaupun sudah terpisah jarak dan waktu. Eh tapi, mengingat kejadian Energen yang lebih menegangkan, apa ganti nama jadi Pasukan Energen saja kah? :D 

Hanya Vanti saja yang paling tahu kejadian ini. Saya tidak berhak untuk menceritakannya tanpa izin dari Vanti. Hahaha…

Pada waktunya nanti, perjumpaan kembali akan menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu. Mengenang cerita lama dan membuat kisah baru yang tidak kalah seru.
Sampai jumpa lagi!


Diselesaikan di Sorong, Agustus 2017
Monik

Komentar

Postingan Populer