The Magic of Reality: Alam Semesta adalah Sebuah Kebetulan?

 

"Bahwa hal-hal buruk, seperti hal-hal baik, terjadi semata karena kebetulan. Alam semesta tidak punya akal budi, pikiran, maupun kepribadian, sehingga tidak melakukan apa pun untuk membuat Anda sedih atau pun senang."

Bagi sebagian besar kalangan terdekat kita, mungkin kalimat pembuka di atas terkesan kasar dan menyakitkan. Apalagi kaal kita mengganti alam semesta dengan Tuhan. 

Tuhan tidak ada. Tuhan tidak memiliki kepentingan untuk membuat manusia senang maupun sedih. 

Semua hal terjadi semata-mata karena kebetulan. Karena sesuatu memang harus terjadi. Pertanyaannya adalah bukan mengapa ini terjadi, tapi mengapa ada yang terjadi. Ribet sih ya? Mengingat seumur hidup kita, kita telah terbiasa menyerahkan semua keresahan, kesedihan, dan rencana kita kepada sosok Tuhan.

Membaca buku 'Sihir Realitas' ini mengingatkan sekaligus menguatkan saya tentang keberadaan saya dan kejadian-kejadian yang ada di alam semesta ini. Dawkins menjelaskan berbagai mitos-mitos, legenda, dan dongeng yang manusia percayai selama ini melalui perspektif sains. Salah satunya mengenai kisah Cinderella, ketika labu berubah menjadi kereta kuda. 

Secara sains hal itu sangat tidak mungkin terjadi. Kereta kuda membutuhkan kerja yang sangat detail. Membutuhkan pemilihan jenis kayu tertentu untuk membentuk kereta maupun rodanya. Membutuhkan tukang untuk membuat ukurannya. Membutuhkan waktu yang tidak cepat untuk membentuknya, bahkan, membutuhkan pengukir untuk membuat motif tertentu. Jadi, tidak mungkin labu bisa diubah menjadi kereta kuda dalam satu kali mantra abrakadabra. 

"Ahh...Nggak asyikk banget sih!!"

Padahal selama ini kita sudah terlanjur mempercayai banyak dongeng dan tenggelam di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri memang, cerita-cerita dongeng membuat perasaan kita lebih baik dan tenang. 

Mempercayai bahwa ada sosok yang akan menyelematkan kita dari penderitaan sehari-hari jauh lebih menggoda dibandingkan dengan kenyataan bahwa hanya kita sendiri yang bisa mengubah nasib atau menentukan jalan hidup sendiri. Atau bahkan kadang tidak punya kuasa atas nasib sendiri.

Tidak ada sosok di atas sana yang memperhatikan kita. Menghitung perbuatan baik dan jahat selama kita hidup. Memberikan hadiah atau hukuman saat nanti sudah mati.

Melalui buku ini, penulis mengajak pembacanya untuk berfokus pada hal-hal nyata yang terjadi di sekitar kita. Misalnya bagaimana matahari memberikan kehidupan bagi semua mahluk hidup. Melalui panas matahari, tumbuhan bisa berfotosintesis dan menghasilkan oksigen untuk kebutuhan kelangsungan hidup manusia dan hewan. Manusia dan hewan juga tidak luput dari merasakan manfaat panas matahari.

Untuk segala sesuatu ada penjelasannya. Segala sesuatu yang dapat dijelaskan secara sains dan dibuktikan keberadaannya justru jauh lebih mengagumkan. Kalau kita tahu bahwa warna-warni pelangi pun memiliki penjelasan secara sains, kita justru semakin kagum dengannya. Bahwa sains pun memiliki sihirnya sendiri, yaitu sihir realitas. Sihir kenyataan.

Bagaimana menurutmu? 

Apakah alam semesta ada karena kebetulan yang bisa dijelaskan atau karena ada sosok yang mengaturnya sedemikian detailnya?

Selamat Membaca!


Toba, August 2021

M




Komentar

Postingan Populer