Untukmu yang Mati Muda

 


"Death is not the opposite of life, but a part of it." 

Haruki Murakami

Apakah mungkin mati lebih menyenangkan?

Tidak perlu direpotkan dengan masalah dan drama manusia yang seringnya menyakiti

Tidak juga perlu bersusah payah untuk bekerja demi sesuap nasi untuk melanjutkan hidup

Apakah kehampaan jauh lebih abadi? Kalau memang abadi, sebaiknya kita bersegera menujunya. Begitu bukan?

Saat menderita dan kesusahan, kita sangat suka bergumam "Ah, mati saja deh!"

Tidak pernah kusangka, bahwa aku juga pernah menginginkan kematian itu. Hanya saja aku tidak tahu caranya bagaimana.

Tapi saat bergembira, aku lupa. 

Kadang-kadang kupikir tidak ada salahnya untuk tetap hidup. Biarkan saja. Pada waktunya aku akan menuju ke sana. Kepada kehampaan.

Aku suka bingung dengan manusia ini.

Kalau ia mati muda, banyak yang menyesalinya.

"Ahh.. dia bahkan belum sempat meraih cita-citanya."

"Ahh.. dia bahkan belum sempat menikah dan punya anak."

Masih banyak ahh, ahh lainnya. Seolah-olah dengan berucap begitu, hidupnya akan terlihat lebih baik.

Please, jangan kasihani yang mati muda.

Jangan-jangan hidup yang sedang kita dan kamu jalani sebenarnya jauh lebih menyedihkan.

Please! 

**

Sepertinya aku terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh.

Belakangan ini banyak orang yang kaget ketika aku meracuni pikiran mereka dengan ide-ide yang aneh.

Misalnya, waktu aku bilang kalau aku dengan senang hati dilangkahi oleh adik kita untuk menikah.

Masih saja banyak orang yang menganggap kalau aku mengatakannya karena sudah terlalu putus asa dengan nasibku.

Mereka tidak sepenuhnya salah sih. Tapi, aku memang dengan senang hati mengatakannya.

Belakangan ini aku senang ketika mengingat kembali kenangan menyenangkan yang pernah kita lalui bersama-sama. 

Tanpa sadar, aku suka senyum sendiri dan berterima kasih karena kita pernah punya pengalaman itu. Walau singkat, tapi sangat berharga.

Apakah kalian bertiga sempat mendiskusikannya?

Mungkin memang aku bukan manusia pada umumnya ya? Tidak apa-apa. Tidak perlu khawatir.

Kadang-kadang aku menganggap kalian telah menjadi bintang yang mengawasi kami. Jelas itu untuk mengibur diriku sendiri.

Apakah kamu pernah menyesali sesuatu saat menjadi manusia?

Kuharap penyesalan itu kalaupun pernah ada, sudah habis dimakan waktu dan kehampaan itu.

Sampai kita berjumpa lagi.

Pengalaman bersamamu akan tetap kusimpan sampan akhir hidup.

Sampai kita berjumpa di angkasa. Menjadi bintang. Walau tidak akan saling mengenal lagi.

Sampai kita berjumpa lagi.


Toba, 17 Agustus 2021

M




Komentar

Postingan Populer