down and out in paris and london: melarat tapi bebas?

 

"Tetapi kau juga mendapatkan semacam kebebasan dari kemiskinan ini: yakni bahwa kemiskinan melenyapkan masa depan. Dalam batasan tertentu, memang benar bahwa makin sedikit uangmu, makin sedikit kekhawatiranmu."

Buku George Orwell ini bercerita tentang pengalamannya menjalani kemiskinan dan menggelandang di Paris dan London. Sekali lagi saya menemukan ide dan pemikiran Orwell yang saya sepakati.

Melalui buku yang ia tulis, saya menemukan bagaimana Orwell melalui tokoh-tokoh utamanya selalu mengalami masalah keuangan. Masalah keuangan yang sepertinya disengaja sebagai bentuk kritik terhadap kemapanan dan kapitalisme.

Saya membayangkan pengalaman yang ia alami ini menjadi semacam pencobaan hidup yang ia sengaja dan kemudian menghayatinya. Mungkin karena begitu, ide-ide yang ada di dalam buku ini bisa terasa nyata dan apa adanya. Cerita yang memang dialami sendiri. Bukan berdasarkan pengalaman orang lain. 

Di dalam buku 'Down and Out in Paris and London' ini, Orwell bercerita tentang dirinya sendiri dan orang-orang yang ia temui saat menggelandang dan tidak punya uang. Dia bertemu dengan sesama gelandangan dengan cerita hidup yang unik dan beragam.

Orwell menjalani hidup yang serba pas-pasan, bahkan pernah tidak makan sampai berhari-hari. Dia juga berusaha mencari pekerjaan serabutan demi menyambung hidupnya. Pekerjaan yang pernah ia tekuni adalah menjadi pencuci piring, sesekali menulis, dan terakhir menjadi perawat anak berkebutuhan khusus di London.

Sebagai manusia yang menggelandang dan hidup serba kekurangan, termasuk kurang tidur juga, Orwell berhasil menuliskan kisah itu di dalam buku ini, sehingga saya bisa memiliki gambaran tentang hidup yang ia dan banyak orang hadapi sebagai gelandangan maupun yang tidak punya uang.

Membaca buku ini juga membuka mata saya mengenai konsep gelandangan atau pengemis. Seperti yang dituliskannya:

"Orang merasa seolah ada perbedaan hakiki antara para 'pekerja' biasa dengan pengemis. Keduanya seakan dua ras yang sansat berbeda - pengemis adalah pariah, seperti penjahat dan pelacur. Manusia pekerja, 'bekerja', sedangkan pengemis 'tidak bekerja'. Pengemis adalah parasit, sama sekali tidak berharga."

Membaca buku ini juga menambah referensi berpikir saya mengenai kemiskinan. Mungkinkah menjadi miskin tapi bebas? Hal apa yang lebih berharga dibandingkan dengan kebebasan?

Salah satu tokoh yang diceritakan Orwell di dalam buku ini bernama Bozo. Bozo adalah seorang pelukis jalanan. Bozo juga tidak bisa berjalan dengan baik karena luka yang ada di kakinya, sehingga perlu untuk diamputasi. Tapi, menurut pandangan Orwell, Bozo tidak malu, takut, menyesal, atau mengasihani dirinya sendiri. 

"Menjadi pengemis katanya, bukanlah kesalahannya. Karenanya dia menolak untuk merasakan penyesalan atau menganggapnya masalah."

Orwell juga mengkritik bagaimana cara pemerintah Inggris mengelola para gelandangan maupun rumah singgah. Kalau kalian membaca detail-detail bagaimana gelandangan ini di rumah singgah, mungkin tidak ada satu pun yang pernah terbayangkan oleh kita. Kalau kata Orwell sih "Kemiskinan Seperti ini tidak akan pernah dimengerti oleh kaum terdidik."

Apa bentuk kemiskinan yang pernah kalian alami?

Bagaimana kalian menerima kemiskinan itu? Atau masih menolaknya sampan sekarang?

Kupikir manusia zaman sekarang lebih takut jatuh miskin dari pada jatuh sakit. Kalau begitu, bagaimana ceritanya jadi miskin atau melarat dan masih merasa bebas di waktu yang sama?

Apakah hal itu mungkin di kehidupan sekarang ini?

Selamat Membaca!

Komentar

Postingan Populer