Dear Mr. Nice Guy!

Saat melakukan perjalanan darat dari Balige ke Medan beberapa waktu lalu, saya teringat kembali mengenai topik yang sudah saya pikirkan beberapa hari sebelumnya. 

Saya tiba-tiba ingat tentang nice gestures yang dilakukan oleh laki-laki baik yang ada di sekitarku. Mulai dari zaman sekolah, kuliah, hingga saat dewasa beranjak tua begini.

Salah satu ingatan yang membekas di dalam memori otak saya adalah saat sekolah dulu, saya dan Si Nice Guy ini naik angkot sama-sama. Saat kami duduk bersebelahan, dia menaruh tangannya di belakang kepalaku. Dia memegang besi/aluminium kaca jendela angkot itu. Setelah saya pikirkan kembali di umur segini, saya yakin dia berniat melindungi kepala saya dari kemungkinan benturan-benturan yang akan terjadi saat dalam perjalanan.

Reaksiku terhadap memori itu adalah saya senang dan tersenyum geli. Sh*tt, kemane aje, Mon!! Saya menghargai banget gesture itu saat ini. Such a nice guy!

Tapiiii....

Saya tidak selalu berakhir bersama dengan Si Nice Guy ini. Beberapa Nice Guys yang mampir dan lewat di kehidupanku, akhirnya bertemu dan bersama dengan perempuan lain. It's tragic sih! :D 

Saya tidak sedang meratapi nasib saya yang mungkin kelihatan menyedihkan. Saya hanya berpikir tentang faktor apa yang membuat para Nice Guys ini tidak berada lama di sekitarku. Apakah mereka memang tidak memilihku dari awal? Apakah mereka sedang tes ombak saja? Sebenarnya menarik sih untuk mencari sabab-musabab teori ini.

Selama perjalanan darat yang saya nikmati itu, saya pun mendapatkan beberapa ide mengenai fenomena Nice Guys ini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Pilihan sikap yang sweet yang mereka lakukan kepada saya sebenarnya tidak punya tujuan tertentu. Pada dasarnya mereka memang a decent guy. Mereka tahu memperlakukan perempuan dengan baik.

2. Mungkin mereka melakukannya dengan tujuan untuk saya sadari dan bisa membuka kesempatan untuk menjalin relasi, tapi saya tidak menyadarinya dan menganggap mereka sebagai teman sahaja. Sh*ttt, Monik! :D

3. Mungkin mereka tidak menemukan atau merasakan wife material di dalam diri saya, mengingat beberapa Nice Guys itu memilih menikah dengan perempuan lain. Again, Mon!!! :D

Kemudian saya berpikir apakah saya pernah menjadi orang yang mereka pertimbangkan? Mengingat saya baru mempertimbangkan mereka baru-baru ini saja. Mungkin si X itu sebenarnya bisa lanjut dengan saya kalau saja dia sabar sedikit. Misalnya ya! 

Did I miss the opportunity? Well, I know for sure that they are a good person. Probably have the requirements to be a good husband too.

Tapi, kalau terkait teori nomer satu ya, saya ingin mengingatkan kepada para Nice Guys di luar sana, please make the boundaries. Don't treat us (women) differently if you don't have any motives. I mean, don't send us the signals. It's just difficult for us to be in the logical state when you being nice to us or treat us differently from others.

Untuk para teman perempuan, saya ingin mengingatkan bahwa memang banyak laki-laki di luar sana yang nature-nya emang nice and decent. Saya mengakui bahwa kita mudah tersipu atau berbunga-bunga ketika diperlakukan sedikit berbeda. Tapi, jangan langsung ambil kesimpulan kalau belum ada pembahasan dengan mereka. Tapi, kalau kalian juga ingin fun aja tanpa berkomitmen, ya tidak apa-apa juga. Please ingat aturan mainnya! :D


Komentar

Postingan Populer