Pembelajaran Hidup #5: Bahasa Kasih Sayang
Sebelumnya, saya bukanlah pribadi yang senang mengumbar kata-kata kasih sayang. Saya tidak terlalu nyaman juga dipanggil dengan sebutan mesra. Ungkapan sayang saya kepada orang terdekat justru melalui panggilan nyeleneh atau kocak Tidak ada unsur sayang-sayangnya. :D
Akan tetapi, sejak hidup bersama dengan anak-anak ini, saya justru merasa terdorong secara naluriah untuk memanggil mereka dengan kasih sayang.
Mengingat semua anak-anak saya adalah jantan, maka semuanya dapat panggilan sebagai ‘Abang’ atau ‘Bang’. Memanggil mereka sebagai ‘Abang ganteng’ menjadi salah satu variasi yang tentunya menyenangkan.
Sebulan belakangan ini saya justru terdorong untuk memanggil mereka dengan sebutan ‘sayang’. Bahkan, saya tidak pernah memanggil orang lain dengan sebutan ini, bahkan kepada sahabat paling karib. Rasanya punya beban yang berat ketika menyebut panggilan ini kepada manusia. :D
Mungkin hidup bersama dengan anak-anak ini telah menumbuhkan bibit-bibit yang tersembunyi di dalam diriku. Salah satunya bibit bahasa kasih sayang. Bahasa lemah-lembut yang tumbuh dengan sendirinya dan disampaikan kepada makhluk yang pantas mendapatkannya. :)
Balikpapan, 15 Juni 2025
M
Komentar
Posting Komentar