9 Ayat Tentang Kita


1
Adalah kebahagiaan yang tiada tara bagiku
Bertemu dengan seorang manusia seperti dirimu
Bukan saja karena kau bergelimang kehormatan yang tentunya pantas diberikan
Kepada orang yang hidup secara terhormat.

Aku menemukan sosok yang berbeda di dalam dirimu
Kau menganggap kesetaraan bukanlah mimpi
Iya, kau setuju kalau laki-laki dan perempuan sama saja
Mereka berhak diperlakukan adil dan setara satu sama lain

Lagi-lagi kau mengatakan bahwa kesetaraan bukanlah mimpi
Padahal kau berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi harkat dan martabat laki-laki
Tidak boleh ada laki-laki yang banci, begitu kata golonganmu
Laki-laki banci dan kemayu bukanlah laki-laki
Tapi, kau tetap saja memandang mereka sama denganmu. Memiliki hak yang sama untuk
Diperlakukan secara adil dan baik

Aku sampai curiga kau bukanlah produk manusia jaman sekarang
Mungkin pikiran hati dan jiwamu adalah produk Bumi yang mencintai keadilan
Bukankah Bumi menempatkan semua mahluk pada tempatnya sesuai dengan kemampuannya
2
Ah, beruntung sekali perempuan yang sedang kau kesani ini
Tidak ada kesuraman yang kau pancarkan selain pencerahan dan kebaikan
Adakah kau adalah jelmaaan para dewa?
Tentu aku sangat beruntung sekali yang ingin bersamamu. Sekali pun aku tidak ingin jauh darimu
Bahkan, aku ingin segera sadar dari mimpiku hanya untuk merasakan kehadiranmu
Sinarmu yang tidak pudar
3
Kau juga percaya bahwa setiap orang memiliki kebebasan pribadi
Manusia merindukan kebebasan yang menjadi kebutuhan dasar di dalam jiwa
Peraturan manusia seringnya membelenggu
Para pencecar, penghina, pembunuh, bisanya menghantam dengan hujaman yang membinasakan

Kau tidak sedikitpun berpihak kepada mereka
Karena kau percaya setiap manusia berhak untuk bebas. Bebas. Lepas.
Kecuali mereka yang terpaksa dan tidak sadar mau menjerumuskan diri mereka kepada belenggu yang mereka buat sendiri

Tapi, masih saja aku ragu, karena banyak manusia memilih untuk terbelenggu
Bahkan terpaksa dibelenggu. Bagaimana kau berpikir tentang ini?
4
Dan sekarang, mimpiku pun telah menjadi kenyataan
Bersamamu merupakan mimpi indah yang terlalu sempurna untuk menjadi kenyataan
Seringnya aku menampar pipi ini, mencubit lengan ini, bahkan menghantamkan kepala ini kepada tembok
Benarkah kau yang selama ini aku nantikan?
Benarkah kau adalah pembebas bagi belenggu yang menyiksaku selama ini?

Akan tetapi, sepertinya aku belum merasa cukup dengan segala yang kau tawarkan
Ketampanan yang tidak biasa yang kau miliki bukanlah bagianku
Kebijaksanaan para dewa yang menyelimuti hati dan jiwamu hanya bisa menjadi selimut bagiku
Bukan menjadi baju
5
Aku selalu merasa jiwaku sedang berada bersama dengan sesuatu yang lain, di tempat yang asing
Aku bahagia bersamamu, tapi jiwaku yang lain meronta
Tubuhku ingin selalu bersamamu, tapi kenapa jiwaku kosong?

Bukankah bersamamu adalah impian setiap perempuan jaman ini?
Tapi, kenapa aku tidak mendamba lagi sedemikian rupa untuk bisa bersamamu dan kita bisa saling memiliki?
Mungkin ini adalah wujud kebebasan yang kau yakini itu
Aku juga meyakini kebebasan itu
Kebebasan yang mendamaikan hati
Kebebasan yang mendamaikan jiwa

Walau bersamamu aku yakin kita akan bahagia
Tapi, lebih-lebih aku ingin kau pun bebas begitu juga aku
Jangan tanyakan padaku tentang cinta, karena aku bukan pujangga.
Aku tidak mengerti apa itu cinta.
6
Ternyata aku harus segera beranjak
Menemui jiwa yang lain yang sedang menantikanku di dalam suatu masa yang aku belum kenal
Tapi, aku harus mengejarnya, aku akan kesana

Aku yakin kau begitu mengerti
Pengertianmu setingkat dengan pengertian para dewa

Kini, aku sedang terombang-ambing
Tapi aku percaya matamu sedang mengawasi dan tetap menjagaku dalam mimpimu
7
Kau tetap berjaga-jaga sewaktu-waktu aku akan jatuh dan terluka
Kau akan datang menolongku tanpa memintaku untuk kembali  padamu
Aku pun tidak bisa menjanjikan apapun padamu, karena aku bukan keturunan dewa

Biarlah jiwa ini tetap mengembara sampai dia menemukan pangkalan untuk berlabuh
Mungkin pangkalan itu tidak jua muncul, tapi jiwa itu tidak akan berhenti mencari
Kalau pun kelak pangkalan itu tidak ada, dia tidak akan pernah menyesal karena telah mencari-cari sampai terombang-ambing

Mungkin aku semakin merepotkanmu saja
Kau mencintaiku dengan cara yang mungkin menyedihkan karena ulahku sendiri
Mungkin kalau saja aku memiliki cara mencintai yang sama, kita pasti sudah hidup bahagia sampai sekarang
Namun, tidak. Tidak.
8
Aku hendak pamit pergi
Mencari dan mencari pelabuhan untuk aku singgahi sementara. Aku hendak berburu ke puncak dunia, tempatnya para dewa, mungkin akan ada penyelesaian tentang kita

Tapi mungkin aku memang membutuhkan tanganmu, pundakmu, mimpimu, hatimu, bahkan jiwamu
Kalau-kalau aku kehabisan. Kalau-kalau aku tidak sanggup lagi.
Semoga saja kelak pintu hatimu masih terbuka untukku
Walau aku telah merepotkanmu dengan pencarian yang bagi banyak manusia adalah kesia-siaan.
9
Aku pasti merindukan saat-saat kita berdua saja
Aku mendengarkan ceritamu dalam temaram kamar yang dingin
Sehingga memaksa kita untuk saling berpelukan demi menghangatkan malam itu
Ah, siapa yang tidak mendambakan malam seperti itu

Tapi, aku harus pamit
Aku harus pergi sekarang,
Sampai bertemu kembali dalam malam yang tidak biasa itu
Bersama dengan mimpi-mimpi kita yang masih bersemayam dalam ruang kegelisahan

Jakarta, 21 November 2012
16.38 Wib
M & M

Komentar

Postingan Populer