KOPI


Berkali-kali sudah kurasai
Kini aku ingin memutuskan saja, bahwa kau adalah kopi bagiku

Dulu, aku tidak menyukai kopi, tidak juga ingin meminumnya walau hanya satu seruput
Lamat-lamat rohnya menjelma dalam secangkir kecil kopi espresso

Bagaimana kau menjelma menjadi secangkir cappucino di sore yang dingin itu?
Ah! Aku masih bingung dengan beragam racikan ajaibmu

Satu hal yang pasti ketika bersamamu
Seruput mungil bisa menjadi pertanda untuk keabadian
Langkah kecil yang menciptakan kepastian tiada tara

Kau seperti kopi bagiku, kopi ini seperti kau
Membuat jantung bergetar tidak karuan ketika bibirku bersentuhan denganmu
Tidak akan mampu memejamkan mata walau untuk sebentar
Kau mengerti kan dahsyatmu dirimu?

Malam pun semakin terasa lama
Dentingan jarum jam saling berkejaran dengan detakan nadiku
Tapi, tetap saja sangat lama

Kadang aku menantikanmu, tapi tidak jarang aku memupus kehadiranmu
Aku sering minta Teh saja, tapi Kopi yang tersaji

Kau memang bukan Kopi Sidikkalang yang punya kekuatan luar biasa
Menciptakan ketangguhan dalam seduhan bersama air panas

Tapi mungkin kau adalah Frappuccino
Tidak terlalu kuat, tapi juga menyimpan daya ledak
Membuat malam semakin panjang apabila harus menunggumu esok hari

Aku masih belum berhenti merasai macam-macammu
Berbagai jenis kopi dengan tampilan dan kekuatannya

Mungkin aku harus mencicipi semuanya, atau katakanlah sebagian besar
Sebelum aku memilih jenis kopi yang akan aku simpan bersama kenangan rasa dan kehangatan
Dalam malam yang panjang dan dingin

Semoga kopi ini bisa mewakili perasaanku yang sebenarnya
Walau selera pun bisa akan berganti
Tapi, setidaknya kita pernah menyatu dalam paduan cita dan rasa

Tidak sempurna
Tapi indah untuk dikenang bersama 
Ah! Aku merindukan seduhan perasaanmu kini...

Bersama Barista Ganteng, 28 Desember 2012
00.08 Wib
M & M

Komentar

Postingan Populer