Malam Itu...
Aku masih ingat
tentang bisikanmu di penghujung malam
Kau memaksaku
untuk tetap membuka mata dan memasang telinga
Mengapa begitu
mendadak malam itu?
Tidak akan aku
lupakan. Semoga.
Kau membisikkan
kata-kata yang begitu sederhana dan hidup
Hingga keesokan
hari menjelang, tak satu kata pun terlewatkan dalam ingatanku
Pasti, bibirmu
telah berhasil menyiksaku kemarin malam
Mengapa kau
masih saja tersenyum?
Dulu, aku menantimu
di perhentian kereta ekonomi
Berharap kau
akan turun dari gerbong manapun dan kemudian mengejutkanku
Tapi sayang, kau
tidak jua muncul
Apa kau bisa
merasakan pedih ini?
Hatiku seperti
diiris-iris sembilu kemudian ditaburi air cuka
Ah!!! Pedih sekali
Tapi, kau datang
di waktu yang tidak pernah aku ramalkan
Kau datang
membawa misteri sekaligus memecahkan teka-teki sebelumnya
Aku merindukan
suaramu malam itu
Walau hanya
beberapa kejap, tidak terlalu banyak koma
Kau berhasil
mengakhirinya dengan sebuah titik
Titik yang pasti
Kemudian kau
menghilang
Jejakmu tentu
masih melekat dan erat
Tidak bisa
kuhapus apalagi kuukir
Melekat begitu
saja dalam ingatan yang semoga tidak semakin menua dan karam
Adakah itu
pertanda?
Walau konyol,
tapi aku tetap saja menaruh hati pada kekonyolan
Mungkin kau yang
menyisakannya padaku
Sekarang, aku
menunggumu di pelabuhan dulu kita bersua
dan berharap
akan berjumpa kembali, walau kita hanya bisa merasai takdir
tidak ada yang
pasti tentang kita
aku tidak
memintamu menaruh jangkarmu
dan jangan minta
aku naik ke atas perahumu
kalau mungkin,
aku ingin bertemu denganmu di tengah samudera raya
walau aku tidak
berharap mengalami kisah Pi dan Richard Parker bersamamu
tidak.
Tapi, semoga
Alam Semesta mempertemukan kita
Walau tidak akan
lama.
Masih Panas, 19 Desember 2012
00.45 Wib
M & M
Komentar
Posting Komentar