Perempuan yang (Mungkin) Pasrah pada Nasib


Sejurus dengan cahaya yang sedang melingkupi air di wajahmu
Aku menatapmu dalam, sesekali membuang muka
Bukan, aku tidak sedang menghakimi
Aku sedang bertanya

Lebih tepat lagi sedang mempertanyakan
Aku meragukan keputusanmu dan segenap aspek rumit yang mengitari kehidupanmu

Dalam kemudaanmu, kau sudah berani mengambil keputusan hebat
Yang aku tidak pernah bayangkan dan pikirkan sebelumnya
Mungkin kemudaan juga menjadi alasan utama, mumpung masih muda
Begitu kata banyak orang

Kini kau tidak lagi satu, kau bukan lagi individu
Karena kini kau telah membagi segala yang ada pada dirimu dengan mahluk yang menghampirimu

Dan dengan sengaja melahirkan mahluk yang baru
Sanggupkah kau melakukannya? Sanggupkah kau berbagi di masa keegoisan yang indah ini?

Aku tidak sedang menghakimi, karena jelas-jelas aku bukan hakim
Pantaskah aku memberi dukungan kepadamu ketika aku berharap kita seharusnya masih liar dan nakal, sedangkan kini kau tidak boleh lagi begitu

Ada kehidupan yang kini harus kau hidupi
Ada kehidupan yang kini harus kau layani
Dan kau menganggap itulah hidupmu, demikianlah nasib membentuk jalinan kisahmu
Bersamanya, bersama mereka

Perlukah kita mengulang kembali kisah lama yang liar itu
Kalau-kalau ada kejadian yang bisa dihindari, maupun diganti
Ketika kita menyerah kepada nasib yang kita anggap menjadi tokoh utama

Kawan, bukan nasib yang menjadi tokoh utama
Kadang memang nasib bermain peran yang banyak
Tapi, kita lah tokoh utama

Apapun yang kau ambil sebagai kisah dan jalan hidupmu
Aku berharap itu tidak membuatmu menderita
Kalaupun menderita, kiranya jangan berlama-lama

Dalam kemudaanmu, aku berharap kau liar dan nakal
Sehingga nampaklah kau muda
Bersinar terang dan menggoreskan kenangan yang indah

Dan ketika kau berkata nasib telah menjalin kisahmu
Kau boleh menggantinya, kau boleh menambah kisah yang kau harapkan
Tentu kisah yang indah
Jangan hanya derita

Semoga kau bahagia!!
Sejahtera selamanya!!

*untuk perempuan muda yang (mungkin) menyerah pada nasib. Semoga nasib berperan adil. Bahwa apa yang kau jalani saat ini, bukan kebetulan semata, dan nasib menyediakanmu kisah manis di kemudian hari. Untukmu dan untuk bayi mungil yang sedang mewarnai hidupmu.

Jakarta, 02 Desember 2012
00.46 Wib
M & M


Komentar

Postingan Populer