Menanti Hujan
Siang ini kau
hadir dengan kilau cahaya kilat
Angin
melambai-lambai dalam gerak-gerik dedaunan
Matahari tidak
berhenti tersenyum sampai sesiang ini
Mata tidak
sanggup terpejam untuk melanjutkan mimpi
Kutelusuri jalan
setapak yang kau pernah singgahi
Merasakan apakah
kau benar-benar hadir bersama dawaian merdu
Angin masih
ingin menari bersama
Ketika aku
sedang meraihmu
Tidak kusangka
matahari akan begitu marah
Tiba-tiba dia
pergi tanpa meninggalkan sajak perpisahan
Walau aku tahu
kami akan bertemu kembali
Begitulah
datangnya hujan sore itu
Setelah aku
menunggunya bersama dengan nyanyian merdu
Angin tidak
membawa pesan yang salah
Pesan itu
merayap bersama dengan dingin menembus tulang-tulang
Begitulah ketika
hujan berpadu bersama dengan angin
Mereka seperti
sepasang kekasih yang sedang mabuk asmara
Mereka tidak
memikirkan tentang masalah kehidupan
Mereka tidak
memikirkan tentang makanan yang mungkin akan habis sore itu
Atau besok akan
kelaparan
Cinta telah
berpadu bersama dengan hasrat dan gelora
Mungkin
begitulah bentuk yang masih bisa dijamah
juga dirasakan
Hujan dan angin
bersama-sama bergejolak sore ini
Mereka saling
menghabisi dan membakar diri
Mereka
sungguh-sungguh sedang jatuh cinta
Mereka lupa ada bangku taman yang kesepian dan
kedinginan
Percik-percik
hujan membasahi kekeringan di dalam dirinya
Angin bernyanyi
untuk menghibur hatinya
Berpadu bersama
dengan bangku taman yang berjuang dengan kesendiriannya
Apa yang hendak
ia sampaikan?
Apakah mereka
sedang membuktikan bahwa angin dan hujan pun sanggup membinasakan
Ketika mereka
ingin
Sekilas, tidak
ada manusia yang mampu bertahan di dalam hantamannya
Tidak ketika
melawan angin yang sedang kasmaran
Tidak ketika
melawan hujan yang telah menemukan pasangan jiwanya
Begitulah sore
itu...
Angin telah
bernyanyi bersama dawai hujan berpadu
menghasilkan melodi
Untuk mengisi
kekosongan dan membasahi kekeringan
Kemudian...
Matahari muncul
seperti penghulu yang telah mengikat cinta mereka
Angin dan hujan
Selamanya akan
bersama melahirkan sajak-sajak tentang hasrat dan gelora
Tentang
kesementaraan yang nikmat
Aku merindukan
hujan sore itu
Aku menantinya
bersama dengan hasrat untuk bermandikan hujan
Dan ketika angin
bisa membawaku terbang dan melayang-layang
Terhampar di
tujuan yang tidak pernah aku pikirkan
Ketika angin dan
hujan telah saling menemukan
Ketika bangku
taman begitu dingin dan sepi
Sore itu.
Jakarta,
11 Januari 2011
00.45
Wib
M
& M
:):):)
BalasHapus