Surat Kepada (Calon) Ibu Mertuaku (3)



Dear Madam,

Saya minta maaf karena baru sempat membalas surat Madam yang kedua. Waktu surat Madam tiba saya sedang berada di Raja Ampat. Saya sengaja tidak langsung membalas karena ada beberapa ide dan pemikiran yang sedang menumpuk di dalam otak saya. Hehehe... Tapi tenang saja Madam, saya baik-baik saja dan masih tetap menjadi supporter anak laki-laki Anda. :)

Madam percayakah kalau karma itu ada? Bagaimana Madam melihat karma dalam kehidupan Madam dan keluarga Madam sendiri? Apakah memang apapun yang kita lakukan baik yang jahat dan yang mulia akan datang kepada kita pada masanya nanti?

Siapakah kita ini yang bisanya menghitung-hitung karma kita sendiri ya? Heheh...
Sebenarnya saya sedang membahas itu dengan sahabat saya. Kami sedang menyaksikan bagaimana orang yang terlibat di dalam masa lalu kami yang bisa dikatakan lumayan berat sedang berjuang untuk menghadapi masalah yang lumayan menantang.

Apakah masalah yang ia hadapi itu ada kaitannya dengan perbuatannya di masa lalu? Kebetulan saya ada di dalam masa lalu itu. Jadi, saya melihat semacam ada kemiripan antara kejadian itu dengan kejadian beberapa tahun yang lalu.

Tapi, sekarang saya sangat mendukung teman itu. Mudahan-mudahan dia bisa melaluinya dengan baik, bahkan memenangkan tantangan itu.

Terlepas dari soal karma itu, saya merasakan bahwa Madam adalah orang yang sangat baik. Saya sempat melihat wajah Anda ketika anak laki-laki Anda begitu senang memamerkan foto keluarganya. Hahah.. mudah-mudahan kita bisa berteman ya?!

Iya, saya tahu cerita kita masih akan panjang. Saya bahkan tidak tahu akan sampai berapa episode ini. Heheh.. Tapi tidak apa-apa. Kalau dengan begini saya semakin bisa mengenal Madam dan diri saya sendiri, kenapa tidak? Iya kan? :)

Anak laki-laki Anda masih bisa menunggu kok! Saya belum memintanya menunggu sih. Kalau saya minta nanti kesannya saya mengendalikan dia. Biarlah dia menunggu atas kemauan dan pilihannya sendiri. Kalau nanti lupa baru saya akan ingatkan dia. :)

Kebaikan Anda bisa saya lihat melalui anak laki-laki Anda. Saya bisa katakan dia adalah anak laki-laki yang baik. Buah kebaikan yang Anda tanam ya mungkin diterima oleh anak-anak Anda ya?! 

Begitu juga yang dipercayai oleh perempuan yang melahirkan saya. Bahwa kebaikan yang selalu ia usahakan tidak mesti akan ia terima sendiri hasilnya. Bisa saja diterima oleh anak-anaknya atau cucunya.

Dengan begitu beliau tidak lelah untuk berbuat baik dan juga mengingatkan saya untuk melakukan hal yang sama."Lakukanlah yang baik selagi bisa." "Apa susahnya sih berbuat baik!" Begitu pesan beliau.

Apakah mungkin benar bahwa memang tidak ada kejadian atau perbuatan apapun yang kita lakukan akan hilang atau ter-delete?

Efek perbuatan kita saat ini mungkin tidak akan kita rasakan sekarang. Bisa saja 5 atau 20 tahun lagi. Tapi intinya adalah kejadian dan perbuatan itu tidak akan pernah ter-delete.

Perbuatan baik dan jahat sungguh adil adanya ya?!. Mereka tidak saling mendahului atau bahkan berlomba-lomba untuk cepat. Apakah mereka yang membuat kehidupan ini menjadi seimbang? Wah.. maafkan saya Madam, kadang-kadang saya bicara asal saja sih. Hahahah....

Jadi, anak laki-laki anda juga begitu. Saya tahu dia senang sekali kalau mendangar saya bercerita begini. Hanya saja dia juga suka gila. Pemikirannya entah darimana datangnya. Mungkin karena itu saya suka berada di dekatnya.

Kalau anak laki-laki Anda sedang bersemangat untuk bercerita atau kesal, air liurnya suka muncrat. Hahahhahaha.... Tapi dia tetap lucu di mata saya. :)

Oh iya, di balasan kali ini saya sisipkan foto saya ketika berada di Misool, Raja Ampat Selatan, Papua Barat. Sebenarnya mau pamer sama Madam sih. Hahaha...

Dalam hitungan hari saya akan meninggalkan kota Sorong ini setelah kurang lebih 4 bulan tinggal di sini dan menghitung hari-hari yang selalu dipenuhi oleh hujan. Sorong sudah jadi Kota Hujan lah pokoknya.

Nanti saya kabari Madam dari tempat yang baru ya. Saya juga kaget ketika dengar saya akan menuju kota yang akan saya tuju hari Senin nanti. Karena baru beberapa minggu sebelumnya saya cerita ke sahabat saya bahwa saya ingin menyapa Gunung Rinjani. 

Iya, saya akan kabari Madam dari kaki gunung Rinjani. 
Terima kasih, Madam! Semoga Anda sehat selalu.


Sorong, 7.10.2017
Monik

Komentar

Postingan Populer