Ikut Rapat Keluarga Lumba-lumba di Wakatobi :)



Akhirnya bisa ke Wakatobi jugaaa. Yeayy!! :))
Wakatobi merupakan kabupaten baru yang dulunya masih menjadi bagian dari Kabupaten Buton di Sulawesi Tenggara. Wakatobi merupakan salah satu Taman Nasional di Indonesia yang ditetapkan sejak tahun 2002.

Wakatobi terdiri dari empat gugusan pulau besar yaitu, Wa untuk Wangiwangi, Ka untuk Kalidupa, To untuk Tomia, dan Bi untuk Binongko. Keempat pulau besar ini memiliki keindahan alam dan bawah laut yang bisa membuat senyum selalu merekah setiap kali melihatnya.

Saya berangkat dari Pelabuhan Lasalimu menggunakan kapal penumpang. Perlu sekitar tiga jam untuk sampai di pelabuhan Wanci, di Wangiwangi. Cukuplah untuk menghayal, membaca buku, atau tidur ya! Tapi kalau sedang gelombang, boro-boro mau tidur. Nyebut saja teruss! Sambil memohon supaya gelombang mereda. Untungnya kemarin cuaca cerah dan gelombang air laut tidak terlalu membuat khawatir.

Kapal kayu dari Lasalimu
Sesampainya di pelabuhan Wangiwangi, saya sangat terpesona dengan pemandangan lautnya. Air laut bukan saja warna biru saja, tapi dikelilingi oleh air berwarna hijau toska jernih dan bersih. Bahkan di sekitar kapal yang sudah bersandar pun, warnanya tetap hijau cerah. Wow banget!!

Sekitar pelabuhan kapal airnya tetap cerah ya!
Setibanya di hotel, saya pun semakin terkesima dengan pemandangan di sekitar saya. Wow banget!! Seperti mimpi rasanya. Pokoknya kata-kata saya sudah hampir habis untuk mengungkapkan perasaan saya setelah menyaksikan keindahan di sekitar saya.

Patuno Resort. Bisa juga lihat sunset dari sini. 

Gradasi warna yang membuat selalu berdecak kagum

Di hari berikutnya saya ikut perjalanan dengan kapal kayu untuk berkeliling di sekitar Pulau Wangiwangi saja. Setelah mengumpulkan tenaga selama sehari kemarin, saya sangat bersemangat untuk perjalanan ini. Saya memang tidak punya ekspektasi apa-apa ketika Om yang punya kapal memberitahu saya kalau besar kemungkinan kami akan berjumpa dengan lumba-lumba di perjalanan.

Biru!
Saya pun kembali mengenang memori di masa lalu ketika naik kapal kayu di Halmahera Selatan dan Sumbawa. Setiap kali saya diingatkan untuk bersiap-siap karena akan bertemu lumba-lumba, ujung-ujungnya saya pasti tidak bertemu mamalia yang bersahabat dengan manusia itu. Akan tetapi, kalau saya tidak mempersiapkan diri dan tidak mendapatkan informasi sebelumnya, lumba-lumba suka datang memberikan saya kejutan. Alhasil, tidak bisa saya abadikan di kamera. Saya abadikan di dalam memori kepala saya saja. :))

Tercidukk yaaa!! :))
Setelah kurang lebih 30 menit naik kapal, sekitar 100 meter jarak pandang, awak kapal yang saya tumpangi memberitahu saya kalau ada lumba-lumba. Whattt!! Saya masih kurang percaya. Hahahha... Baru setelah kapal mulai mendekat, saya melihat dengan mata kepala sendiri bahwa lumba-lumba sedang bergerombol pagi itu. 

Saya menduga mereka sedang rapat keluarga atau olahraga pagi satu kelurahan. Ramai sekali!!! Pagi itu lumba-lumba yang muncul banyak sekali, bahkan sampai batita-batita mereka juga muncul ke permukaan. Hahahah...

Sambil berdecak kagum tiada hentinya, saya pun mengambil kamera dan merekam kegiatan lumba-lumba itu. Baru ini saya berhasil bertemu sambil merekam mereka. Saya merasa beruntung pagi itu!! Tidak henti-hentinya saya mengagumi kehadiran mereka pagi itu.

Selain bertemu lumba-lumba, saya juga tidak habis pikir dengan restoran Wasabinua yang lokasinya berada di atas batu karang. Lokasinya yang sangat unik dan strategis juga membuat tempat ini terkenal untuk menyaksikan sunset. Heaven bangettt!!!

Wasabinua Resto
Selain itu, saya juga tidak habis pikir dengan harga makanan yang disediakan di sini. Wkwkwkwk.... Tetep ya untuk kantong saya tidak masuk akal. Bakwan tiga biji yang masing-masing sebesar telapak tangan saya diberi harga 25.000 rupiah. Benerlah karena restorannya macam heaven, harga makanan juga selangit. Hahhahaha....

Pemandangan siang hari! 

Sunset view dari Wasabinua Resto
Mengingat rencana ke Wakatobi sebenarnya rencana yang tiba-tiba muncul ketika sedang menghayal di tepi pantai Manuru di Kabupaten Buton. Kadang-kadang rencana dadakan lebih berhasil dilakukan dibandingkan rencana yang sudah disiapkan sejak lama dan matang-matang. Hahahha... Tidak apa apa lah ya. Biar hidup semakin berwarna.

Pulau Wangiwangi bisa ditempuh dengan pesawat dari Kendari. Selain itu, juga bisa ditempuh dengan Kapal Jetliner dari Pelabuhan Murhum di Baubau. Pelabuhan Ferry di Kamaru, dan pelabuhan Lasalimu dengan kapal kayu.

Kalau punya waktu lebih lama, silakan lanjutkan perjalanan ke Pulau Kalidupa, Tomia, dan Binongko, karena pulau-pulau itu juga tidak kalah cantik pemandangannya. :))

Tetap saja saya berterima kasih kepada Lumba-lumba! Saya beruntung sekali! :)


Ditulis di Bandara I Gusti Ngurah Rai, 6.5.2018
Monik

Komentar

Postingan Populer