Memasuki Dimensi Dunia yang Berbeda di Sumba Timur (1)
Saya baru menginjakkan kaki di Sumba Timur, tepatnya di Waingapu sekitar
dua minggu lalu. Pemandangan dari atas pesawat sudah membuat saya terpesona
oleh bukit-bukit yang saling jalin-menjalin akrab. Pulau Sumba terkenal dengan
padang savana, bukit-bukit, pantai, dan kampung adat yang masih dijaga.
Humba Ailulu yang artinya Sumba Banget! Ini tidak henti-hentinya
memberikan saya kejutan setiap harinya. Bersama dengan teman saya, Fina kami berjalan
bersama-sama untuk semakin mengenali Tana Sumba lebih dekat.
Mari kita mulai dari Bukit Wairinding. Kami menempuh perjalanan dengan
motor sekitar 30 menit dari Waingapu. Bukit Wairinding sudah sangat terkenal di
media sosial, khususnya Instagram. Saat naik motor dengan Fina, pemandangan di
sepanjang perjalanan pun membuat mata terpesona dengan bukit-bukit indah. Jadi saya
menyimpulkan banyak juga saudaranya Bukit Wairinding ini.
Bukit Wairinding yang terkenal itu. :) |
Sesampainya di Bukit Wairinding, saya dan Fina berjalan menyusuri bukit
dan padang rumput yang memang sudah memiliki jalan setapak. Siang itu kami
memutuskan untuk duduk-duduk saja di sana sambil menantikan matahari terbenam.
Mengingat rencana itu merupakan rencana dadakan, dengan perbekalan air minum
seadanya, kami berdua pun menikmati Bukit Wairinding sampai matahari pulang ke
peraduannya.
Menikmati sunset sampai benar-benar tenggelam! |
Siapapun yang berencana ke Sumba Timur, bisa banget untuk menambah agenda
untuk menantikan matahari terbenam di Bukit Wairinding, sekalian olahraga juga
boleh loh! Hahahah….Saya senang sekali dan menikmati setiap detik yang saya lewati di Bukit
Wairinding itu. Kalau mau sambil baca buku atau menulis jurnal pribadi juga
bisa. Kurang bikin tenda aja! Heheh…
Bukit Tenau, Sumba Timur. |
Selama di Sumba kemarin saya juga mengunjungi saudaranya Bukit
Wairinding, yaitu Bukit Tenau dan Tanarara. Tidak kalah bagusnya. Saya tidak
henti-henti berdecak kagum dengan pesona buku-bukit ini. Baru di sini saya
menyaksikan bukit-bukit saling menjalin dan seperti baru selesai dipahat.
Bukit Tanarara |
(Bersambung)
Komentar
Posting Komentar