Atun Si Ranger Perempuan dari Pulau Komodo

Pulau Komodo merupakan salah satu pulau yang menjadi bagian dari gugusan Taman Nasional Komodo yang berada di Flores, NTT. Sampai saat ini, Pulau Komodo masih banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun Internasional. Selain Komodo, pulau ini juga memiliki pantai berpasir merah muda, keindahan alam bawah laut, dan pulau yang dihuni ribuan kelelawar.

 

Di Pulau Komodo terdapat sekolah mulai dari jenjang PAUD sampai SMA. Keberadaan sekolah ini sangat memudahkan para orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya tanpa perlu menyeberang laut ke pulau tetangga.

 

Atun adalah murid kelas V di SDN Pulau Komodo. Untuk anak seusianya, dia terbilang cukup tinggi. Kulitnya nyaris hitam legam karena setiap hari Atun bermain dan berenang di bawah terik matahari. 

 

Atun tinggal bersama dengan bapaknya yang berprofesi sebagai ranger. Bapaknya selalu berangkat kerja saat matahari belum terbit dan pulang saat matahari sudah pulang ke peraduannya.

 

Bapak Atun bertugas untuk mendampingi para turis yang ingin melihat Komodo dari jarak yang dekat. Seorang ranger harus memastikan para pengunjung menaati aturan kunjungan dan aman saat melakukan trekking di jalur yang sudah ditentukan.

 

Sepulang sekolah, setelah makan siang dan mencuci piring, Atun akan segera menghilang di antara kerumunan anak-anak yang sedang asyik bermain bola di lapangan berdebu yang berada di depan sekolahnya. Hampir setiap hari lapangan berdebu itu dipenuhi oleh anak-anak dan pemuda-pemudi desa untuk bermain atau sekadar bercengkrama dengan teman sebaya.

 

Atun adalah seorang anak perempuan yang percaya diri. Ia begitu fasih berbicara kepada orang yang baru ditemuinya, termasuk para wisatawan yang selalu mampir ke desanya. Atun bahkan sudah fasih mengucapkan “Halo Mister, how are you?”Dia juga sudah bisa memperkenalkan diri dengan sederhana. “Halo my name is Atun. I am eleven years old. My favorite drink is Ale-ale. My favorite food is nasi goreng.”  

 

Para turis asing yang ia temui pun terheran-heran kagum melihat Atun yang berani dan percaya diri itu. 

 

“Atun, nanti kalau sudah lulus sekolah kamu mau jadi apa, Nak?” Tanya Bu Dyah di sela-sela memeriksa tugas yang ia berikan kepada anak didiknya.

“Mmmm…”

“Belum tahu ya jadi apa?”

“Saya mau jadi ranger, Bu, kayak Bapak.” Jawab Atun sambil menutup wajahnya dengan buku yang ada di tangannya.

 

Malam itu, Atun dan Bapak mengobrol sambil makan malam di ruang tengah rumah panggung mereka.

 

“Atun, kamu kan jago Bahasa Inggris, nanti kamu bisa jadi tour guidekalau sudah lulus sekolah.” Ucap bapak.

“Belum tau, Pak. Tapi, menjadi ranger seperti Bapak sepertinya asyik.” Jawab Atun sambil mengunyah tahu goreng yang dia beli tadi sore.

“Hah, jangan! Anak perempuan tidak boleh jadi ranger.Bahaya nanti. Bisa-bisa kalian mati dimakan Komodo saat bertugas.”

“Bapak sudah jadi ranger selama 15 tahun belum mati dimakan Komodo, tuh.”

“Iya, itu karena Bapak ini laki-laki. Bapak kuat.”

“Atun juga kuat, Pak. Atun bisa berlari kencang saat main bola dengan teman-teman.”

“Atun oh Atun, kamu pikir jadi ranger itu hanya bermodalkan jago lari? Tidak, Nak. Kamu juga harus berani. Selain Komodo, kamu juga akan bertemu hewan buas dan berbisa lainnya.”

 

Malam itu, Atun masih memikirkan perkataan bapaknya. Atun gelisah ketika mendengar bahwa perempuan tidak akan bisa jadi ranger karena lemah. Tapi, mimpinya malam itu membuktikan perkataan bapaknya salah.


***

Komentar

Postingan Populer