Bicara Penulis: John Steinbeck

 


Akhirnya tiba juga waktunya untuk bercerita tentang John Steinbeck. Yeay!

John Steinbeck merupakan salah satu penulis favorit saya sepanjang waktu. Sekitar tahun 2019, kalau tidak salah, saya menemukan dan membaca bukunya yang berjudul 'Of Mice and Men'. Setelah membaca buku itu, saya termotivasi untuk mencari buku-bukunya yang lain. 

Sampai tulisan ini saya buat, saya sudah membaca beberapa bukunya yang lain, seperti 'To A God Unknown' dan 'East of Eden'. Setelah membaca kedua buku itu, saya semakin yakin menjadikan John Steinbeck menjadi penulis favorit.

John Steinbeck lahir di Salinas, California pada tahun 1902. Sejak umur 14 tahun, John sudah memutuskan akan menjadi seorang penulis. Saat itu, ia sudah mulai menulis puisi dan cerita. John juga sempat meneruskan jenjang pendidikannya di Stanford University, dan setelah keluar masuk beberapa kali, akhirnya John drop out tanpa mendapatkan gelar.

John juga melakukan pekerjaan kasar di masa mudanya, seperti menjadi pekerja bangunan. Selain itu, ia juga sempat menjadi penulis lepas di salah satu koran di New York. Akan tetapi, sepertinya kampung halamannya memanggil John untuk kembali. John pun kembali ke California dan memulai karier menulisnya. 

Bukunya yang berjudul 'The Grapes of Wrath' memenangkan Pulitzer Award pada tahun 1939. John juga dinobatkan sebagai penerima hadiah Nobel di bidang sastra pada tahun 1962.

Kesan pertama saya mengenai buku karya Steinbeck ini adalah cerita yang ditulisnya itu bisa menyentuh perasaan terdalam saya. Saya tidak mengerti hati bagian mana yang tersentuh itu, tapi saya merasakan kehangatan. Terharu juga sih.

Misalnya, kisah persahabatan George dan Lenny yang tulus tapi berakhir tragis di dalam buku 'Of A Mice and Men'. Cita-cita George dan Lenny untuk memiliki tanah sendiri dengan rencana-rencana indah mereka harus pupus karena Lenny meninggal. Depresi ekonomi yang dialami Amerika pada masa itu membuat banyak orang seperti George harus menanggung kehidupan yang sulit sehari-hari. Meskipun begitu, rasa tulusnya kepada Lenny, sahabatnya yang memiliki gangguan mental tidak berkurang sama sekali.

Kalau dari buku 'To A God Unknown', bercerita tentang kehidupan keluarga Joseph Wayne di pertanian Salinas Valley, California. Kepercayaan Joseph akan kesakralan sebuah pohon tua yang menaungi pertaniannya mendapat kecaman dari saudaranya. Akhirnya, pohon itu ditebang. Setelah pohon itu ditebang, hidup Joseph tidak pernah sama lagi. Penderitaan demi penderitaan datang silih berganti sampai kepada kematiannya.

Cerita-cerita yang ditulis oleh Steinbeck ini berhasil membuat saya terharu dan menyentuh hati saya. Kesulitan dan penderitaan yang ia tulis melalui tokoh-tokoh di dalam ceritanya, justru memberikan perspektif baru mengenai kehidupan bagi saya.

Untuk saat ini mungkin perasaan saya masih abstrak kali ya?

Tapi ya gitu deh. You know lah. 

Selamat membaca karya John Steinbeck ya!

Setelah ini, saya masih punya utang membaca buku-bukunya yang lain. Mungkin 'The Grapes of Wrath' kali ya? 


Ende, September 2020

M



Komentar

Postingan Populer