Alasan untuk Hidup


"Kehidupan selalu menyediakan alasan agar kita tidak mati. Alasan-alasan itu berasal dari masa lalu -- mungkin orang-orang yang membesarkan kita, sahabat-sahabat, atau para mantan kekasih -- atau dari masa depan."

Apa alasanmu untuk tetap hidup, Mon?

Membaca buku ini terasa sangat personal juga bagi saya. Jujur saja, terkadang saya pun mempertanyakan alasan saya untuk bungun setiap pagi. 

Apa yang saya lakukan di dunia ini? Apa yang membuat saya tetap bangkit dari kasur?

Pertama-tama saya pikir saya perlu bangkit dari kasur untuk memberikan kucing-kucing makan. Setelah itu saya sarapan. Bukan alasan yang mulia atau besar sih memang.

Buku "Reasons to Stay Alive" ini bercerita tentang pengalaman pribadi si penulis dalam mengatasi depresi berat yang ia alami saat berumur 24 tahun. Penulis sempat memutuskan untuk bunuh diri dengan melompat dari tebing yang tinggi di Ibiza. Sejak itu, hidupnya tidak pernah sama lagi.

Menurut Matt Haig, depresi merupakan penyakit yang sering disalahpahami oleh manusia. Hal ini terjadi karena saat orang-orang depresi, mereka tidak kelihatan seperti orang sakit. Orang yang mengalami depresi bisa menunjukkan diri mereka seolah-olah baik-baik saja. Tekanan untuk terlihat baik-baik saja sangat kuat di dalam diri mereka.

"Anda bukanlah manusia yang menjadi lebih baik atau lebih buruk karena depresi, sama halaya nilai diri Anda tidak berubah karena kanker, penyakit kardiovaskular, atau kecelakaan mobil."

Matt menyarankan salah satu solusi untuk mengatasi depresi, yaitu dengan berbicara. Berbicalah dengan orang yang Anda percayai. Berbicaralah kepada orang yang selalu ada di sekitar Anda.

Memang tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan berbicara, tapi setidaknya bisa membantu untuk mengeluarkan pikiran-pikiran buntu yang sedang dialami. Kita tidak pernah tahu bagaimana perspektif orang lain akan memperngaruhi masalah yang sedang kita alami. Mungkin akan meringankan.

Di dalam buku ini, penulis juga menyarankan beberapa tips yang bisa kita lakukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya adalah:

1. Jangan merasa bersalah karena tidak melakukan apa-apa. Banyak bencana di dunia ini terjadi karena orang terlaulu banyak melakukan sesuatu. Sempurnakan waktu luang Anda. Sadarilah setiap momen.

2. Anda adalah pengamat benak Anda sendiri, bukan korbannya.

3. Jangan mengkhawatirkan hal-hal yang mungkin tidak akan terjadi.

4. Pandanglah pohon-pohon. Berdirilah dekat pohon-pohon. Tanamlah pohon-pohon.

5. Live. Love. Let go.

Bagaimana? Apakah kalian punya alasan untuk tetap hidup dan melanjutkan kehidupan?
Kalaupun masih bingung, mulailah dari hal yang paling sederhana. Misalnya untuk mandi, memberi makan anak atau hewan peliharaan, menyelesaikan serial netfix favorit, menyiram tanaman, melakukan hobi, memasak, mendengarkan musik, menyelesaikan laundry baju kotor, membaca buku kesukaan, menyayangi anggota keluarga yang masih hidup, atau mungkin untuk mengetahui akhir kisah cinta yang penuh drama?

Selamat Mencoba!
Selamat untuk Tetap Hidup!

Toba, Sept 21
M

Komentar

Postingan Populer