Menikmati Cakrawala di Sumbawa, NTB

 


Foto ini saya ambil pada tahun 2017 silam. Saya bersama dengan beberapa kenalan di Sumbawa mengunjungi Mantar untuk menikmati pemandangan negeri di atas awan. Kalau tidak salah kami ada empat orang saat itu. :)

Kalau saya sih sebenarnya modal nekat saja. Kebetulan bertemu dengan anak-anak muda di Sumbawa yang suka jalan-jalan dan asyik untuk diajak ngobrol. Kami harus berangkat malam dan menginap di rumah salah satu kenalan di dekat kampung Mantar itu.

Di malam yang sama saat kami sudah tiba di rumah kenalan itu, hujan deras pun turun lumayan lama. Saya sempat khawatir apakah perjalanan ini masih mungkin untuk dilanjutkan. Kalau hujan masih turun sampai pukul tiga pagi, otomatis perjalanan akan dibatalkan.

Kami memang berencana untuk mulai bergerak sekitar pukul tiga atau empat pagi. Perjalanan akan kami tempuh dengan kendaraan land rover yang memang khusus untuk medan yang sulit dijangkau dengan motor atau mobil biasa. Kondisi jalan menuju Mantar juga masih banyak yang hancur dan bisa berbahaya kalau dipaksakan dengan motor yang kami kendarai.

Saya masih ingat waktu itu dengan cuaca yang sangat dingin, kami mulai bergerak. Kami naik mobil hampir satu jam. Kampung Mantar ini berada di dataran tinggi dan jalan yang kami tempuh masih terjal. Hujan yang mengguyur beberapa jam sebelumnya meninggalkan bekas berupa becek, sehingga jalanan pun sangat licin.

Untugnya Om yang membawa mobil pagi itu sudah terbiasa membawa tamu di jam yang sama dengan keberangkatan kami. Om supir juga sudah terbiasa dengan kondisi jalan menuju Mantar.

Dengan sambil memeluk diri sendiri yang kedinginan, saya terkesima dengan pemandangan yang saya temukan selama perjalanan. Saya menyaksikan cakrawala yang berubah warna secara perlahan-lahan. Di beberapa titik saya juga menemukan kunang-kunang yang sedang bergerombol.

Saya kagum sekali dengan pemandangan yang saya saksikan. Cakrawala yang tadinya gelap dan hitam berubah secara perlahan-lahan. Ahh.. Ternyata jam segini mereka sungguh bekerja keras ya. Begitu gumam saya saat menyadari bahwa bumi dan cakrawala yang kita huni ini tetap bekerja saat kita semua terlelap dalam ketidaktahuan dan ketidaksadaran. Ahh.. Lagi-lagi saya merasa diri begitu kecil.

Hari itu perjalanan kami terbayar lunas dengan indah. Kami memasang tenda sederhana dan berusaha terlelap walaupun tidak bisa karena dingin sekali. Saya membayangkan kasur hangat di rumah. Sungguh perasaan yang menyenangkan di saat-saat seperti itu.

Kami menghabiskan waktu memandang cakrawala dan Sumbawa dari dataran tinggi Mantar ini. Kami mengobrol dan mengambil beberapa gambar juga. Sungguh menyenangkan.


Ende, 26 August 2020

M


Komentar

Postingan Populer