#10 Si Belang & Si Kecil
Si Kecil |
Si Belang ini termasuk anak kucing yang aktif dan penasaran tanpa takut. Kalau pintu dapur sudah terbuka, dia akan berlari untuk menemukanku di kasur sambil memegang buku. Dia akan memanjat naik ke atas kasur, kemudian mengganggu konsentrasiku dengan menggingit jempol kakiku dan mencakarku dengan cara yang menyebalkan. Bekas cakarannya masih ada di seputar tulang keringku dan tak kusangka akan menjadi kenang-kenangan darinya.
Aku bersamanya di saat-saat terakhirnya menarik napas. Tubuhnya sudah dingin meskipun aku masih melihat perutnya kembang-kempis secara perlahan-lahan. Setelah berpikir beberapa saat, membayangkan tingkahnya belakangan "Apakah kucing juga menyadari saat-saat terakhir mereka untuk hidup?"
Si Belang sudah selesai |
Yang membuatku sedih luar biasa adalah si Kecil tidak kembali ke rumah saat gelap menjelang seperti yang biasa dia lakukan. Di saat terakhir aku melihatnya, tidak pernah terpikirkan akan menjadi yang terakhir. Satu keunikan kucing yang kupikirkan adalah mereka mencari tempat tergelap yang tidak akan bisa ditemukan oleh siapapun untuk menunaikan napas terakhir mereka. Untuk tidur selamanya.
Si Belang dan Cakar-cakarnya |
Kehilangan dua anak kucing dalam waktu yang berdekatan menjadi semacam pengingat bagiku betapa dekatnya kematian dengan kehidupan. Kita tidak akan pernah menduga kapan giliran kita. Mungkin kita berpikir kita sudah bersiap-siap atau merasa siap, tapi sebenarnya kita tidak akan pernah siap. Akan selalu ada penyesalan. Akan selalu ada sesuatu tentang melakukan ini atau melakukan itu, tanpa benar-benar melakukannya.
Kupikir kucing adalah salah satu hewan yang selalu berumur panjang. Oleh karena itu, menemukan mereka mati dalam usia yang begitu muda, membuatku sangat sangat putus asa. Melihat kucing-kucing lain yang masih hidup, kupikir aku diingatkan kalau kami tidak akan hidup selamanya. Aku harus mengingatkan mereka tentang itu. Kami tidak akan bersama-sama selamanya.
Saat Berjemur |
Selain itu, aku hanya bisa berjanji untuk memperlakukan mereka dengan lebih baik. Walaupun aku tidak percaya kalau surga itu ada, membayangkan semua hewan yang sudah meninggal akan masuk ke surga yang lebih menyenangkan, kenapa tidak?
Mereka akan selalu ada di dalam hati dan ingatanku. Kuberharap segera aku bisa tersenyum ketika mengingat mereka, seperti duka-duka sebelumnya yang nyaris pulih. Atau akan selalu ada di situ. Sampai tiba giliranku.
Bless them soul!
Toba, Oktober 21
M
Komentar
Posting Komentar