#2 Marah


Siang ini saya marah dengan pelayanan salah satu rumah makan. Ceritanya begini. Saya sudah pesan makanan saya untuk dibungkus. Terus, saya duduk supaya tidak menghalangi pelayan yang mondar-mandir. Setelah sekian menit saya duduk, pesanan saya tidak kunjung selesai. Berhubung karena saya juga sedang lapar ya, saya pikir tidak perlu ngamuk dulu. Hahha... Tenaga yang diserap kemarahan bisa lebih banyak.

Beberapa menit kemudian, saya menyaksikan dua orang bapak-bapak yang memesan setelah saya mala dilayani lebih dulu. Bagaimana perasaan Anda coba? Mau ngamuk langsung, tapi tenanga sudah sekarat. Akhirnya saya berdiri lagi dan mengatakan pesanan saya. Untung juga sedang pakai masker, mereka tidak akan bisa membayangkan bagaimana muka saya kalau masker dibuka. :D Saya pun membawa pesanan saya sambil mengeluh di dalam hati.  

Sepanjang hari saya jadi berpikir mengenai salah satu bentuk emosi kita ini, yaitu marah. ngamuk. marmos. esmosi. emosi jiwa. :D

Beberapa waktu lalu saya sudah membuat daftar kegiatan/hal yang bisa membuat saya senang. Mungkin ini saatnya untuk membuat daftar hal yang membuat saya marah. ngamuk. emosi jiwa. Ternyata tidak mudah membuat daftar yang satu ini. Saya juga perlu menanyakan kepada teman saya tentang kapan saya marah dan apa yang membuat saya marah. 

Marah. Tidak banyak orang menyukai emosi yang satu itu. Tidak suka menjadi objek yang dimarahi dan mungkin tidak suka juga menjadi pelakunya. Tapi, banyak juga orang yang kelihatannya mudah marah dan suka marah-marah. Ada gak sih yang menikmati marah-marah?

Tapi, saya juga menemukan orang yang membenci marah itu sendiri. Bagi mereka marah adalah emosi yang memalukan dan tidak perlu ditunjukkan. Serius? Menurut pemikiran saya, orang yang seperti ini bisa-bisa dimakan oleh kemarahan itu sendiri. Marah itu perlu. Mengekspresikan kemarahan juga perlu. Tidak apa-apa. Tidak perlu malu kalau marah

Saya termasuk orang yang menghargai kemarahan. Soalnya saya bisa merasakan bagaimana kemarahan yang dit ahan-tahan dan dipendam itu justru membuat saya jauh lebih kesulitan. Marah bisa membantu meringankan beban pikiran yang mengganjal.

Serius! Marah aja! Marahin! :)


Toba, Oktober 21

M

Komentar

Postingan Populer