#14 Apakah Hewan Berduka?

Hachiko

Yes. Beberapa hewan nyatanya memang mampu berduka ketika mereka kehilangan anggota terdekat mereka, seperti anak maupun anggota klan. 

Belakangan ini saya sedang merenungkan tentang kejadian yang menimpa anak-anak kucing yang saya pelihara di rumah. Tiga ekor meninggal hanya dengan jeda beberapa hari. Apakah kematian dua anak kucing terakhir merupakan ungkapan duka kehilangan saudara mereka yang pertama? 

Setelah kematian anak kucing yang pertama, si Kecil, kedua saudaranya mulai menunjukkan perubahan perilaku. Si Belang yang tadinya super aktif berubah menjadi pendiam dan tidak nafsu makan. Sedangkan saudaranya yang terakhir Si Hitam, kehilangan nafsu makan dua harı setelah kematian si Belang. Akhirnya mereka bertiga meninggal hanya dalam hitungan hari. Bukan hari yang mudah untuk saya lewati. :((

Kematian ketiga anak kucing ini seperti pukulan telak bagi saya. Sedih banget! Saya sampai ingin berdoa kepada siapapun dan apapun untuk berharap mereka bisa masuk surga. Semoga surga itu memang ada untuk hewan-hewan ini. Tapi, ya mungkin ini adalah ungkapan dukaku yang mendalam terhadap hewan-hewan yang meninggal. Bless them soul!

Frans de Waal, seorang ahli primata asal Belanda menjelaskan bawah hewan, khususnya hewan primata dan burung bisa merasakan duka akibat kematian saudara atau kawanan terdekat mereka. Dia menceritakan tentang seekor induk Babun yang kehilangan anaknya karena dimangsa predator mengunjungi lokasi saat anaknya dimangsa dan memanggil anaknya tersebut. Suara yang dikeluarkan si induk itu merupakan ungkapan duka yang ia alami karena kehilangan anaknya. Babun mengingat tempat dan kejadian saat ia kehilangan anaknya.

Untuk informasi lebih lengkap bisa baca di sini

Angsa juga bisa mengalami duka. Mereka bisa berduka hingga mati karena kehilangan pasangan atau kawanannya.

Masing ingat dengan induk Orca yang berduka selama 17 hari karena anaknya meninggal? Si Induk membaca mayat orca kecil itu berkeliling berenang di sepanjang lautan pasifik sebagai ungkapan dukanya karena telah kehilangan anaknya.

Cerita tentang Orca yang berduka bisa dibaca di sini

Masih ingat dengan film Hachiko? Siapa yang tidak menangis saat menyaksikan anjing yang begitu setia ini tetap mengunjungi stasiun kereta untuk menjemput tuannya yang sudah meninggal? Air mata saya sih kayaknya hampir satu ember saat menonton film itu.

Saya juga pernah melihat beberapa video yang menunjukkan rasa duka oleh hewan seperti anjing dan kucing yang ditinggalkan oleh manusianya. Bukan video yang mudah untuk disaksikan.

Saya juga berpikir Kalau kita manusia sangat berpotensi untuk menyakiti hewan-hewan yang ada di seminar kita. Industri kelapa sawit maupun pertambangan misalnya membuat banyak habitat hewan menjadi hancur. Masih ingat dengan penampakan seekor orang utan yang berjalan di sekitar area pertambangan di Kalimantan?

Sedih banget sih! Yang membuat makin putus asa adalah saya tidak bisa melakukan apa pun untuk mencegahnya. Kerusakan alam, penangkapan liar, pemburuan, dan jual beli ilegal merupakan sedikit dari banyaknya kejahatan yang kita lakukan terhadap hewan-hewan itu.

Bumi ada bukan hanya untuk manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa hewan dan tumbuhan. Tapi, hewan bisa hidup liar di alam bebas dengan senang tanpa bantuan manusia. Kita adalah pelaku utama yang membuat banyak hewan kehilangan rumah dan tempat tinggal.

Apakah kita akan baik-baik saja?


Toba, Oktober 2021

M

Komentar

Postingan Populer