Lesson Learned #7: Bekerja untuk Misinya, Bukan untuk Orangnya

Mungkin tidak banyak orang yang beruntung bisa bekerja sesuai dengan passion atau impiannya. 

Pengalaman saya bekerja selama ini menunjukkan bahwa ketika saya bekerja untuk misi yang diusung oleh lembaga atau organisasi kita bekerja, bisa mengurangi bias-bias ketika tidak sepakat dengan pimpinan. 

Misalnya, ketika kita mendapatkan pimpinan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, setidaknya kita masih bisa melakukan pekerjaan kita. Iya gak sih?

Saya sendiri tidak pernah memfavoritkan pimpinan tempat saya bekerja. Kejam banget ya? Secara umum, saya juga tidak mengidolakan orang juga sih. Jarang saya punya idola, palingan BTS atau artis aja. Itupun karena karya mereka yang bisa saya nikmati.

Saya belajar bahwa mengidolakan manusia akan membawa kekecewaan. Jadi, untuk mencegahnya di kemudian hari, tidak perlu terlalu mengidolakan pimpinan. Terkadang, apa yang diperlihatkan di hadapan khalayak, tidak selalu mencerminkan realita yang sebenarnya. Saya lebih percaya terhadap cerita-cerita nyata, yang bahkan sering disembunyikan dan disamarkan.

“Lah.. Emang pimpinanku keren kok. Dia jujur dan memperhatian kesejahteraan karyawannya. Bagaimana?”

Iya, tidak apa-apa. Kita juga harus adil. Kita apresiasi yang memang bagus dan kita ingatkan untuk memperbaiki yang memang masih perlu perbaikan. Bekerja karena ingin mewujudkan visi dan misi yang sama dengan kita membuat kita bisa bertahan lebih lama untuk menggali pengalaman dan pembelajaran.

Bergantung kepada sosok pimpinan atau orang yang kita bekerja dengannya akan membuka kemungkinan untuk kecewa di kemudian hari. Kita masih bisa menjalankan misi itu walaupun tidak menyetujui langkah-langkah yang diambil pimpinan. Iya, itu bisa dipelajari nantinya.

Tapi, kalau kita sudah kadung kecewa dengan sosok yang tadinya kita anggap keren, walaupun kita menyukasi misinya, kemungkinan besar kita tidak akan bertahan. Beberapa orang yang saya pernah lihat memilih untuk berhenti. 

Saya bertahan di pekerjaan yang saya geluti sampai kurang lebih enam tahun karena saya menyukai misinya, bukan pimpinannya maupun orang-orang di dalamnya. Terkait dengan pesan di Lesson Learned #6, cara yang saya lakukan adalah dengan menjaga jarak.

Beruntunglah bagi yang memiliki pimpinan yang memang menjadi mentor sekaligus memberikan ruang bagi karyawannya untuk berkembang. Di zaman sulit ini, tidak sedikit juga perusahaan maupun pimpinan yang dengan sadar dan tidak sadar mengeksploitasi karyawannya.Terkadang ada yang berlandaskan asas minta tolong. Dengan gaji sedikit, tapi menuntut jam kerja berlebih. Akhir pekan juga digangguin tanpa minta persetujuan.

Beruntung juga bagi yang memiliki rekan kerja yang bisa menjadi teman. Memiliki rekan kerja yang setia kawan dan saling menolong juga bisa membantu untuk bertahan. Saya juga memilih untuk menjadi rekan kerja yang melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk menolong rekan kerja yang lain. 

Nah, sekarang bisa nih menggunakan kesempatan ini untuk menilai ke dalam diri sendiri tentang motivasi kita mengerjakan pekerjaan kita saat ini. Apakah karena misinya atau karena orang-orangnya? Atau bisa faktor lain juga. 

Saya tidak menutup mata untuk motivasi bekerja yang dimiliki oleh banyak orang tidak melulu tentang passion. Saya juga tidak menutup mata kalau masih banyak orang yang dieksploitasi di dalam pekerjaannya.
Selamat berkerja!


Ende, Juli 2020
M




Komentar

Postingan Populer