Masa Kejayaan

Sudah beberapa waktu belakangan ini pertanyaan ini muncul di benak saya. Pertanyaan ini tentang mengingat kembali masa-masa kejayaan dulu. Saat masih muda dulu maksudnya. 

Hahah.. Saya sudah berumur 30 tahun sih. Bagi sebagian orang, usia ini merupakan saat yang tepat untuk mencapai masa keemasan dalam hidupnya. Katanya sih. Saya juga tidak yakin itu teori dari mana.

Kalau sekarang saya mengartikan masa kejayaan ini sebagai masa ketika kita menemukan the best version of ourself

Saat kita mencapai sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Saat ketika usaha dan kerja keras berbuah manis. Semanis madu yang menetes dari sendok makan karena kepenuhan. Atau bisa juga saat kita menerima diri kita apa adanya. Menerima apapun itu bentuknya. 

Saya coba telusuri lagi memori-memori di masa lalu untuk mencari masa kejayaan saya dulu. Ibaratnya penyanyi, aktor atau aktris pendatang baru yang langsung melejit sepeti roket, seperti Billie Eilish di tahun inilah. Sebentar, saya sedang mencoba mengingatnya.

Oiya, saya menemukan satu nih. Waktu jadi mahasiswa. Saya merasa bahwa masa-masa dulu KKN ke Raja Ampat dengan modal nekat merupakan masa terbaik saya. Bertahan di pulau dengan keterbatasan air, makanan, dan listrik membuat saya semakin peka dengan hal-hal yang subtil dan remeh belaka tapi penting dalam hidup saya sampai saat ini. Terkadang saya masih bertanya-tanya apa benar itu saya. Apa benar saya kah yang pergi ke Raja Ampat itu dan bertahan? Dan menemukan nilai kehidupan yang mengubah cara pandang dan berpikir saya. :))

Masa jaya saya berikutnya adalah ketika saya menjadi guru relawan di Pulau Para, Kep. Sangihe, Sulawesi Utara selama satu tahun. Walaupun disebut relawan, tetap dapat gaji sih. Saya tidak tahu angin apa yang bisa membawa saya ke tempat itu. Saya tidak pernah membayangkannya sebelumnya. Saya selalu merasa tidak cukup beruntung ketika harus bersaing dengan banyak orang yang memiliki banyak prestasi dan pencapaian di usia muda saat itu.

Saya selalu gembira ketika mengingat momen-momen bersama murid-murid saya di Pulau Para itu. Mandi di pantai hampir setiap hari, minum air kelapa muda, naik gunung, menikmati sunset setiap hari, mencari sinyal sampai masuk angin, menantikan listrik menyala di jam 6 sore, dan memandang birunya laut saat berjalan 4 km pulang-pergi ke sekolah. Kehidupan juga terbatas. Saya juga ingat untuk pertama kali saya meneteskan air liur saat melihat makanan restoran cepat saji, yang mana tidak terlalu saya idamkan di kehidupan saya sebelumnya.

Tapi, masa-masa itu sungguh adalah masa terbaik saya. Saat sedang jaya-jayanya saya.

Masa jaya saya berikutnya adalah ketika saya bisa berkunjung ke daerah di Indonesia Timur yang kalau dalam kehidupan 'normal' saya, mungkin saya tidak akan pernah berpikir untuk mengunjunginya, bahkan untuk berlibur pun tidak. 

Saya sudah pernah naik pesawat berpenumpang tujuh orang sambil membawa babi seberat 500kg di dalam bagasinya. Saya juga sudah pernah naik kapal kayu beberapa kali di tengah-tengah gelombang yang sangat tinggi. Gelombangnya lebih tinggi dari kapal yang sedang saya tumpangi. Kamu bisa melihat air laut sambil menengadah ke atas seolah melihat langit. Saat itu saya sempat berpikir bahwa sudah saatnya saya menghadapi kematian. 

Saya juga bertatapan mata dengan Komodo. Pertemuan yang aneh. Semacam reuni singkat dengan leluhur. Oiya, walaupun setelah turun dari Gunung Rinjani, saya tidak bisa berjalan selama dua minggu, momen ke Rinjani juga termasuk deh. Sungguh pertemuan yang aneh juga sih saat itu. Dengan modal nekat juga. 

Saya mencoba mengenali batas-batas diri saya saat naik gunung itu. Iya, perjalanan-perjalanan itu membekas di dalam memori saya. Saya memasukkan ini ke dalam masa kejayaan saya karena saya berhasil melaluinya.

Anehnya, saya justru menemukan kejayaan saya saat berada di zona yang tidak nyaman. Saat keadaan saya terbatas. Saat ruang gerak saya dibatasi oleh jarak, geografi, waktu, dan sumber kesenangan.

Sekarang pertanyaan yang saya tanyakan ke dalam diri saya adalah apakah saya masih akan menemukan masa-masa kejayaan itu? Kalaupun akan ada, kejayaan seperti apa yang akan saya raih?Atau sudah saatnya berhenti saja?


Ende, July 2020
M






Komentar

Postingan Populer