Sapiens: Akan Dibawa Kemana Kehidupan Manusia ini?

"Pejantan alfa simpanse tidak akan pernah berpikir menggunakan kekuasaannya untuk berlibur ke wilayah kawanan simpanse tetangga. Kaum elite Mesir kuno menghabiskan harta mereka untuk membangun piramida dan membuat jenazah mereka menjadi mumi, namun tak seorang pun dari mereka yang berpikir untuk berbelanja di Babilon atau berlibur main ski di Kana'an"

Buku Sapiens menjadi salah satu buku penting dan terlaris dekade ini. Sudah banyak ulasan yang membahas tentang poin penting yang ada di dalam buku ini, karena kaitannya dengan kehidupan manusia yang kita jalani saat ini.

Menurut Prof. Yuval, sejarah kehidupan umat manusia sampai saat ini sudah mengalami berbagai macam revousi sejak manusia pertama menginjakkan kaki dan bersebar dari Afrika. 70.000 ribu tahun silam dipercaya merupakan periode terjadinya revolusi kongnitif. Manusia (genus Homo) saat itu mulai berpencar dan hidup dengan keterampilan yang lebih baik dari manusia sebelumnya. 

Sekitar 11.000 tahun lalu, kita memasuki revolusi pertanian. Perubahan cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan menjadi bertani. Revolusi sains terjadi sekitar 500 tahun silam, dan menjadi pemicu munculnya revolusi industri 250 tahun silam. Sejak 50 tahun silam, kita memasuki revolusi bioteknologi yang masih hangat di telinga kita sampai saat ini. Melalui revolusi ini kita diperkenalkan dengan AI (Artificial Inteligence), cyborg, dan teknologi nano lainnya.

Pertanyaan utama yang muncul sesaat setelah membaca buku ini adalah "Akan kemana kehidupan manusia berikutnya?

Revolusi yang sudah terjadi dalam skala besar telah mengubah seluruh kehidupan manusia. Ada juga semacam kecurigaan tentang semakin memburuknya kehidupan manusia di masa mendatang. Kecurigaan-kecurigaan ini muncul dengan teknologi AI yang telah berhasil menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia dan diprediksi akan semakin banyak pekerjaan yang mampu dikerjakan oleh AI dengan lebih baik.

Di dalam buku ini, Yuval juga percaya bahwa revolusi pertanian telah menimbulkan masalah yang jauh lebih kompleks dalam aspek kehidupan manusia. Revolusi pertanian memicu domestikasi, feodalisme, dan juga kapitalisme. 

"Bukan manusia yang mendomestikasi (merumahkan) gandum. Tapi, gandum lah yang mendomestikasi manusia." 

Begitu juga dengan hewan peliharaan. Memilki lahan untuk diolah dan hewan untuk dipelihara membuat manusia hidup secara berkelompok, mengenal sistem pemerintahan, dan juga uang. Hidup secara komunal ini membuat munculnya peraturan, kebudayaan, dan bahkan agama. 

Suatu bangsa menginvasi bangsa lain dengan tujuan menguasai hasil pertanian mereka. Perang dan penjajahan terjadi semata-mata untuk menguasai hasil panen. Benar gak sih?

Belanda dan Portugis datang untuk menjajah Indonesia untuk mengambil rempah-rempah yang mereka butuhkan dan memang dihargai mahal di Eropa. Banyak menusia dikorbankan (dibunuh) dan dipaksa bekerja untuk menanam Pala demi kepentingan negara penjajah, seperti yang terjadi di Banda, Maluku. Kurang apalagi penderitaan Indonesia selama tiga abad lebih dijajah dan dihisap oleh Belanda. 

Revousi pertanian juga dipercaya menjadi cikal-bakal munculnya kapitalisme. Kapitalisme membuahkan konsumerisme, yang juga kita gandrungi sampai saat ini. Contoh kasus konsumerisme yang dijelaskan oleh Yuval adalah orang-orang masa kini menghabiskan banyak uang untuk berlibur di luar negeri sebab mereka adalah orang-orang yang teguh beriman kepada mitos konsumerisme romantik. 

"Romantisisme memberi tahu kita bahwa guna memanfaatkan potensi manusiawi kita semaksimal mungkin kita harus memiliki sebanyak mungkin pengalaman yang berbeda". 

Premis ini masih sangat relevan hingga saat ini, bahkan atas nama menghidupkan perekonomian masyarakat setempat, pariwisata merupakan industri yang sangat pesat dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa wilayah dan negara.

Saya masih ingat saat kasus Covid-19 muncul pertama kali di China, pemerintahan Jokowi berencana memberikan insentif sebesar 72 miliar terhadap industri pariwisata. Melalui insentif itu akan diberikan promo tiket dan penginapan kepada sejumlah wisatawan atau travel blogger dari berbagai negara dalam rangka promosi. Nangis gak sih!

Mau dibawa kemana kehidupan manusia ini?

Banyak sekali topik penting yang dibahas oleh Yuval di dalam buku setebal 500 halaman ini. Banyak aspek yang masih bisa kita bahas dan perdebatkan. 

Oiya, Yuval juga membahas tentang prediksi kehidupan manusia di masa yang akan datang. Apakah AI akan mengambil alih kehidupan kita? Apakah AI akan mengenal diri kita melebihi diri kita sendiri?

Bagaimana proyeksi Yuval tentang itu, yuk baca bukunya ya! Saya jamin, tidak akan sia-sia.



Ende, Juli 2020
M




Komentar

Postingan Populer